Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Stasiun karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Baubau melaksanakan kegiatan sosialisasi penyakit udang di desa Kawite-wite, Kecamatan Parigi, Kabupaten Muna pada Jumat 28 Juni 2018.
Kabupaten Muna memiliki Potensi sector perikanan budidaya tambak udang cukup besar dengan lahan budidaya tambak seluas sekitrar 20.000 ha. Dalam kurun waktu 10 tahun teridentifikasi adanya kenaikan yang signifikan terhadap jumlah pembudidaya tambak udang vanamei.
Kenaikan ini disebabkan permintaan udang yang cukup besar khususnya Makassar dan Surabaya.
Salah satu kendala yang dihadapi oleh petambak khususnya di Kabupaten Muna dan Kabupaten Muna Barat (Mubar) adalah penyakit udang.
Kegiatan sosialisasi ini sejalan dengan rangkaian kegiatan Bulan Bakti Karantina dan Mutu Hasil Perikanan Tahun 2019 dengan mengusung tema melalui “GEMA SATU KATA (Gerakan Masyarakat Sadar Mutu dan Karantina), Kita Wujudkan Pemanfaatan Sumber Daya Ikan yang Lestari dan Berkelanjutan,
Sosialisasi juga merupakan bagian dari tindaklanjut hasil Pemantauan HPI/HPIK 2018. Serta bertujuan untuk memberikan pemahaman akan bahaya dan pencegahan penyakit udang yang dibudidayakan oleh masyarakat di Desa Kawite – wite.
Muhamad Rijal, S.St.Pi sebagai pemateri dalam acara sosialisasi mengatakan, kegiatan ini mendapat respon yang baik dari peserta / pembudidaya.
Salah satu materi yang harus disampaikan kemasyarakat petani terkait penyakit EMS/AHPND yang merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kerugian besar bagi para pembudidaya udang, sehingga perlu antisipasi serta penanganan yang baik untuk mencegah potensi yang mengancam produksi udang.
Dalam materinya disampaikan pula bahwa penyakit ini ditimbulkan oleh infeksi Vibrio Parahaemolyticus (Vp AHPND) yang mampu memproduksi toksin.
Pada umumnya, AHPND rentan menyerang udang windu (Penaeus monodon) dan udang vaname (Penaeus vannamei) dengan mortalitas mencapai 100% pada stadia postlarvae (PL) umur 30-35 hari dan udangusia< 40>.
Kegiatan yang dilaksanakan dengan pemberian materi, penayangan video, tanya jawab dan diskusi dengan para peserta, sekaligus melihat langsung kondisi area budidaya, dengan penjelasan bahwa tata letak / kontruksi tambak pembudidaya di Kawite-wite sangat rawan, khususnya parameter kualitas air.
Hal ini disebabkan sistim pemasukan dan pengeluaran air melalui satu pintu, jadi air buangan pada satu tambak kemudian ditarik kembali oleh tambak – tambak lainnya.
Disampaikan pula secara terpisah oleh Kepala SKIPM Baubau, Arsal, S.St.Pi, M.P menyatakan, perlunya pelaksanaan sosialisasi di Kabupaten Muna dikarenakan jumlah potensi lahan dan pembudidaya yang besar di wilayah tersebut.
Salah satu penyakit yang perlu diwaspadai oleh udang vannamei adalah penyakit EMS/ AHPND yang telah dilaporkan telah menyerang negara tetangga kita Vietnam, Malaysia, Thailand dan Philipina.
Untuk itu salah satu solusi dan titik kritis untuk mencegah dari penyebaran penyakit udang adalah pemasukan benur yang benar – benar bebas dari Hama dan penyakit ikan, serta penggunaan induk udang yang tidak berasal dari lokasi budidaya dan harus menggunakan menggunakan induk dari hatchery yang sudah tersertifikasi.
Hal ini perlu pemahaman dan kesadaran yang tinggi bagi pembudidaya untuk pemasukan setiap benur di Wilayah Kabupaten Muna dan Muna Barat dari daerah asal harus dalam pengawasan karantina dan dilengkapi dengan Sertifikat Kesehatan.
T I M
Komentar