Example floating
Example floating
Opini

Perubahan Hakiki adalah Perubahan Sistem

3083
×

Perubahan Hakiki adalah Perubahan Sistem

Sebarkan artikel ini
Perubahan Hakiki adalah Perubahan Sistem
Ilustrasi.

Lintasan sejarah manusia yang amat panjang tidak saja memampangkan kejadian dan peristiwa penting, lebih dari itu sejarah juga menyediakan bermacam-macam pengalaman dan pelajaran yang tak ternilai harganya.

Dari sejarah, kita bisa belajar fluktuasi masyarakat dan bagaimana sebuah masyarakat mentransformasikan dirinya menuju pada keadaan yang lebih baik. Dengan mempelajari sejarah, baik sejarah yang cemerlang maupun gelap, kita bisa memformulasikan peradaban masa depan, dengan jalan mewujudkannya dan segenap persiapan-persiapan yang diperlukan untuk menyongsong peradaban baru.

Dr. Mohammad Al-Qashshah di dalam salah satu masterpiecenya, kitab Usus al-Nahdlah al-Rasyidah (pondasi kebangkitan) menyatakan, faktor yang menentukan bangkit dan mundurnya suatu masyarakat adalah peradaban yang dimiliki masyarakat tersebut. Apabila peradabannya tinggi, niscaya masyarakat di situ akan bangkit.

Apabila peradabannya mundur, mereka tidak akan pernah mengetahui peradaban yang ada di tengah-tengah masyarakat, berarti kita sedang membicarakan jalan hidup (way of life), pola perilaku, dan pola hubungan yang menjadikan sebuah masyarakat yang memiliki kekhasan.

Perubahan hakiki adalah transformasi yang mampu menghantarkan masyarakat menuju kebangkitan hakiki. Sebuah perubahan tidaklah disebut perubahan hakiki, apabila perubahan itu tidak menjadikan masyarakat berubah menuju kepada keadaan yang lebih baik dibandingkan keadaan sebelumnya.

Kezaliman demi kezaliman yang terus terjadi, persekusi ulama dan kriminalisasi ajaran Islam, label radikal dan teroris dengan mudah dilekatkan pada mereka yang kerap mengkritisi pemerintahan dan lantang menyerukan perubahan ke arah Islam. Pembungkaman suara kritis dan seruan terhadap Islam gencar dilakukan dengan berbagai upaya hingga memicu protes rakyat, termasuk dalam bentuk aksi bela Islam 212 pada tahun lalu yang melibatkan jutaan orang.

Dilansir detiknews, massa Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI telah menggelar aksi di Istana Negara. Jakarta Pusat, pada Sabtu (28/9). Aksi yang menyuarakan sejumlah protes terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo ini awalnya dinamai Parade Tauhid Indonesia 2019. Alasan panitia mengganti nama adalah sebagai upaya menyikapi perkembangan yang terjadi.

“Kami ingin kabarkan kepada seluruh rakyat Indonesia  bahwa umat Islam ikut dalam arus perubahan, dan kami ingin memberikan kontribusi maksimal untuk perubahan Indonesia yang lebih baik, bagi NKRI yang berdaulat, bagi NKRI yang kokoh dan bermartabat, bagi NKRI yang menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia,” Ujar Ketua Panitia Aksi Mujahid 212 Edy Mulyadi melalui tayangan video, yang dilihat pada Jumat (27/9/2019).

Harapannya, isu perubahan yang menyebar di tengah masyarakat jangan hanya sekedar jargon. Karena itu, sudah menjadi hal yang urgent khususnya bagi kaum muslimin untuk memahami masalah isu perubahan ini. Tujuannya adalah agar kaum muslimin tidak terus-menerus sekedar menjadi objek kampanye dan propaganda perubahan.

Perubahan yang semestinya terjadi tentu diarahkan dari sesuatu yang rusak menuju kondisi yang baik. Tentu perubahan seperti ini harus dimulai dengan mengidentifikasi  penyebab kerusakan terjadi.

Berbagi fakta menunjukkan bahwa pemerintah saat ini kian terperosok dalam jebakan skenario asing. Hal ini membuat masa depan negeri ini makin tergadai dan membuat aktivitas penjarahan kekayaan alam yang sesungguhnya milik rakyat, dilakukan oleh asing dan aseng berlangsung legal.

Angka utang Indonesia makin menggunung, investasi asing di sektor usaha strategis hingga mikro demikian dibuka lebar-lebar. Di bidang politik, penerapan sistem demokrasi makin menampakkan kebobrokannya.

Kasus-kasus korupsi terus bertambah dan mencuat kepermukaan, kerusakan moral generasi muda, berbagai macam kriminalitas, kasus narkoba, pornografi, kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan terus terjadi tanpa ada penyelesaian yang tuntas, dan berbagai permasalahan lainnya yang tak kunjung terurai.

Penyebab terpuruk dan terjajahnya umat saat ini sejatinya bukan sekedar persoalan pada personil rezim yang berkuasa semata. Karena faktanya meski beberapa kali negeri ini berganti wajah rezim dan penguasa, kondisi kehidupan masyarakat tetap tidak bergeser dari keterpurukan.

Faktor utama yang menjadi penyebabnya adalah sistem yang digunakan oleh rezim. Hal ini terjadi karena ketika sistem itu rusak siapapun personil rezim yang menjalankannya akan menghasilkan kebijakan yang rusak pula.

Sebagaimana diketahui ada tiga ideologi yang ada di dunia saat ini, yaitu kapitalisme, sosialisme, dan Islam. Ideologi kapitalisme dan sosialisme telah terbukti gagal mengantarkan manusia menuju keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan. Bahkan keduanya telah menimbulkan berbagai kerusakan di seluruh dimensi kehidupan.

Sosialisme-komunisme menciptakan peradaban yang memandang manusia tak ubahnya sebagai mesin produksi dan benda mati. Ideologi ini juga menggiring manusia untuk menolak eksistensi Tuhan, menggerus kefitrahan manusia, serta menjerumuskan manusia pada pandangan yang sesat. Sementara ideologi kapitalisme melanggengkan eksploitasi manusia atas manusia lain.

Segelintir manusia (para kapitalis) hidup sejahtera di atas penderitaan mayoritas manusia lainnya. Berkedok demokratisasi,  negeri-negeri Islam telah terseret dalam cengkeraman Barat. Sebagiannya dicengkeram secara fisik, sebagian lainnya dicengkeram secara ekonomi dan politik. Akibatnya umat Islam didera berbagai persoalan yang tak kunjung usai. Seperti kemiskinan, kebodohan, penindasan, kerusakan moral dan sebagainya.

Penyebabnya, karena meski masyarakat di negeri ini memeluk agama Islam terbesar, sistem yang digunakan di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, dan pendidikannya bukan berasal dari Islam, melainkan kapitalisme.

Berdasarkan realitas kehidupan nyata saat ini, dapat disadari bahwa problematika utama yang dihadapi kaum muslim adalah bagaimana mengembalikan penerapan seluruh hukum yang diturunkan Allah Swt dan memperjuangkan perubahan hakiki menuju penerapan syariah Islam secara kafah. Perubahan hakiki menyangkut perubahan rezim dan sistem. Perubahan besar seperti ini memerlukan metode yang tepat, setidaknya ada empat hal yang menjadi kunci keberhasilan jalan menuju perubahan hakiki.

Pertama, harus ada kesadaran umum dan dukungan umat. Kesadaran umum sangat diperlukan dalam mewujudkan perubahan mendasar yang ideologis. Upaya mewujudkannya dengan menjelaskan keunggulan ideologi Islam yang menghantarkan kaum muslim pada kejayaannya kembali. Penjelasannya harus bersifat komprehensif yang melahirkan keyakinan pada diri umat. Bahwa syariah dan khilafah sebagai satu-satunya solusi atas berbagai problem yang mendera kaum muslim saat ini.

Kedua, adanya master-plan dan road-map yang jelas dan komprehensif. Master-plan memungkinkan umat memiliki gambaran yang jelas mengenai desain sistem yang sedang dibangun. Sedangkan road-map atau thariqah adalah metode yang harus ditempuh untuk mewujudkan master-plan tersebut. Road-map ini harus mengacu pada manhaj dakwah Nabi Saw yang mampu menghantarkan umat pada perubahan hakiki melalui daulah Islamiyah.

Ketiga, adanya kelompok (hizb atau jamaah) yang memperjuangkan perubahan tersebut secara terus-menerus dan konsisten. Hal ini sebagai konsekuensi logis karena menegakkan syariah dan khilafah merupakan aktivitas berat yang tidak mungkin dipikul oleh individu atau sekelompok individu.

Menegakkan khilafah hanya bisa diwujudkan melalui aktivitas kolektif umat yang terorganisir secara baik dalam sebuah kelompok tertentu. Aktivitas kelompok tersebut harus bersifat politis, karena memperjuangkan tegaknya syariat dan khilafah merupakan aktivitas politik.

Keempat, harus ada dukungan dari pemilik kekuatan (ahlul al-quwwah) kepada gerakan perubahan tersebut, ahlul al-quwwah pemilik kekuasaan riil di tengah masyarakat sekaligus sebagai representasi dari kekuasaan tersebut. Tanpa dukungan mereka, kelompok Islam yang memperjuangkan perubahan hakiki tidak akan mampu meraih kekuasaan dari tangan umat untuk mengakkan syariat dan khilafah.

Dari uraian di atas tergambar bahwa perubahan sejati adalah transformasi menuju peradaban yang tegak di atas ideologi shahih yang memuaskan akal, sejalan dengan fitrah manusia, dan mampu menciptakan kemakmuran holistik. Islam sebagai ideologi yang shahih bersumber dari wahyu Ilahi, yang terbukti menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan secara menyeluruh.

Maka sudah selayaknya umat fokus dan lebih giat berjuang untuk mewujudkan perubahan hakiki. Dengan menumbangkan sistem sekuler demokrasi yang kufur dan menggantinya dengan sistem yang paripurna yaitu Islam kafah. Menerapkan hukum Allah Swt dalam naungan khilafah, maka akan menjamin dan mengundang kebaikan dan keberkahan dari Allah Swt.

Hal ini membutuhkan upaya yang sungguh-sungguh untuk terus berjuang dan berdakwah, dengan dakwah fikriyah dan jamaiyah umat dipahamkan dengan akidah yang lurus. Disertai dengan pemahaman tentang konstruksi hukum-hukum Islam sebagai solusi kehidupan. Sehingga akan tergambar pada diri umat bahwa tak ada  yang bisa membawa pada kesejahteraan hakiki dan keberkahan hidup selain dengan menerapkan hukum-hukum Islam. Wallahu a’lam bish-shawab.

INE WULANSARI

error: Jangan copy kerjamu bos