Example floating
Example floating
Opini

Derita Uighur Derita Kita

1118
×

Derita Uighur Derita Kita

Sebarkan artikel ini
Derita Uighur Derita Kita
Dewi Sartika

Derita kaum muslim seolah tiada akhir, penindasan demi penindasan terus terjadi. Saat ini muslim uighur kondisinya makin memprihatinkan, banyak diantara mereka yang disiksa, para wanita yang diperkosa, bahkan tak segan-segan tentara Cina membunuh kaum muslim jika tidak mau menuruti kehendak mereka. Tetapi, mengapa dunia dan negeri-negeri muslim diam seribu bahasa?

Dilansir dari tempo.co_Tindakan keras Pemerintah China terhadap etnis minoritas Muslim Uyghur telah mendapat kecaman internasional. Namun, beberapa suara yang sebenarnya signifikan, yakni dari negara-negara muslim malah nyaris tak terdengar.

PBB memperkirakan sekitar 1 juta warga dari etnis Uyghur, Kazakh dan minoritas lainnya diduga telah ditahan di Xinjiang Barat Laut China sejak 2017.

Para pengamat mengatakan, pemerintah negara-negara muslim memang tidak dimasukkan ke dalam satu kategori, namun ada sejumlah kesamaan utama dibalik kebisuan mereka, yakni pertimbangan politik, ekonomi dan kebijakan luar negeri.

Pakar kebijakan Cina Michael Clarke, dari Universitas Nasional Australia, mengatakan kepada ABC bahwa kekuatan ekonomi China dan takut mendapat balasan menjadi faktor besar dalam politik komunitas Muslim. “Kita menghadapai salah satu negara paling kuat di dunia,” kata Dr Clarke.

Perlakuan tentara Zionis Cina terhadap muslim Uighur sangat biadab dan diluar batas kemanusiaan. Kaum muslim dilarang untuk beribadah, salat, puasa, haji. Bahkan, memberi nama anak-anak mereka dengan nama-nama Islam pun dilarang. Jika ada yang melanggar mereka akan diambil dan disiksa, kaum wanita dipaksa menikah dengan laki-laki Cina, dipaksa makan daging babi, dipaksa untuk keluar dari agamanya, bagi laki-laki yang ditangkap mereka dikumpulkan di camp camp konsentrasi untuk dicuci otaknya, agar lupa terhadap agamanya. Begitulah potret kekejaman  tentara zionis China terhadap muslim Uighur.

Kezoliman yang terjadi di Uighur China menambah daftar panjang, berbagai kezoliman dan penindasan terhadap kaum muslim diberbagai belahan dunia. Ide nasionalisme ( cinta tanah air) yang dipropagandakan oleh barat telah berhasil mensekat negeri-negeri muslim yang menjadika mereka tidak perduli lagi terhadap negeri muslim yang lain, meski mereka adalah saudara seiman.

Begitulah, kondisi muslim Uighur yang hingga kini tidak mendapatkan respon dari dunia dan pemimpin negeri-negeri muslim lainya, termasuk dari penguasa negeri ini yang nota bene mayoritas masyarakatnya adalah muslim. Mereka tidak punya nyali meski hanya menyerukan untuk melawan kaum zionis China dengan berbagai senjata dan tentara yang dimiliki. Mirisnya lagi, mereka justru bergandeng tangan dengan China.

Posisi Indonesia sebagai negara pengutang, serta mudahnya utang luar negeri terhadap China menjadikan penguasa sulit untuk menekan China agar membebaskan kaum muslim. Serta enggan untuk menyuarakan protes atas kasus pelanggaran HAM terhadap kaum muslim yang terjadi di Xingjiang, China. Muslim Uighur telah lama berteriak meminta pertolongan kepada penguasa muslim dunia, untuk membebaskan mereka dari cengkraman zionis China. Namun, dunia tidak berdaya dan tidak mampu berbuat apa-apa. Mereka hanya sekedar  mengecam, tanpa adanya tindakan apapun untuk melawan agar dapat membebaskan muslim Uighur, dan muslim-muslim  lain di belahan dunia.

Derita muslim Uighur bukanlah milik mereka sendiri, akan tetapi derita kaum muslim seluruh dunia. Karena, ibarat satu tubuh mereka adalah bagian dari tubuh kita sebagaimana sabda Rasulullah “perumpamaan orang-orang Mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan akan merasakan panas dan demam” (HR. Muslim).

Sabda Rasulullah yang lain “sesungguhnya muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya. Iya tidak menzaliminya dan tidak menyerahkannya (kepada orang-orang yang mendzolimi nya) ”. (HR Al Bukhari)

Sungguhnya penindasan dan penderitaan yang dialami oleh Muslim Uighur dan kaum muslim lainnya di belahan dunia, terjadi dikarenakan tidak adanya seorang pemimpin (khalifah) yang menjadi perisai ( Junnah), yang menerapkan hukum Islam yang menerapkan hukum Islam, menjaga keselamatan serta melindungi umat dari penjajahan.

“sungguh Imam (khalifah) itu laksana perisai. Kaum muslim akan berperang dan berlindung di belakang dia “. (HR Al Bukhari dan Muslim)).

Seorang khalifah disebut sebagai junnah (perisai) karena dialah satu-satunya bertanggung jawab terhadap umatnya. Seorang khalifah haruslah kuat, berani dan terdepan dalam membela serta melindungi umatnya.

Sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah  ketika ada wanita yang dinodai kehormatannya oleh bani qunaiqa di Madinah, sebagai kepala negara Nabi Saw menyatakan perang terhadap mereka. Mereka pun usir dari Madinah.

Begitu pula yang dilakukan oleh khalifah Al Muktasim di era Khilafah Abbasiyah, pernah memenuhi permintaan tolong wanita muslim yang kehormatannya dinodai oleh tentara Romawi ia segera mengirim ratusan ribu pasukan kaum muslim untuk melumatkan amuriyah yang mengakibatkan ribuan tentara Romawi terbunuh dan ribuan lainya ditawan. Dan, masih banyak lagi kisah seorang Khalifah yang terjun langsung untuk membela dan melindungi umatnya. Begitu pula seharusnya yang dilakukan oleh penguasa muslim saat ini.

Dengan demikian, tidak ada yang dapat mengentaskan dan mengakhiri penderitaan serta penindasan yang dialami oleh muslim di seluruh belahan dunia saat ini, selain kepemimpinan islam, seorang pemimpin yang menerapakan hukum islam serta mencintai rakyatnya sebagaimana dia mencintai dirinya.

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu,pembantu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim). Wallahu A’lam Bishawab.

Oleh : Dewi Sartika (Pemerhati Umat Konda)