Example floating
Example floating
Opini

Roma dan Janji Penaklukan

6654
×

Roma dan Janji Penaklukan

Sebarkan artikel ini

Depy SW

29 Mei 1453 adalah tanggal bersejarah bagi kaum muslimin. Hari itu, telah takluk sebuah kota besar yang terkenal karena kekuatan ekonomi maupun pertahanannya. Tembok pertahanan mengelilingi kota semenjak kota tersebut didirikan sebagai ibu kota kekaisaran Romawi Timur. Tembok pertahanan tak tertembus melingkupi istana megah, kubah dan menara, yang mencakup dua benua.

Tembok pertama, didirikan oleh Konstantinus I. Kemudian, pada abad ke-5, Theodosius II membangun Tembok Theodosian. Tembok ini terdiri dari dinding ganda membentang sekitar 2 km (1,2 mil) ke barat dari dinding pertama. Kota ini dibangun di atas tujuh bukit serta pada Tanduk Emas dan Laut Marmara. Serdadu menjaga di setiap penjuru kota. Menjadikan kota ini sangat sulit untuk bisa ditaklukkan. Inilah Konstantinopel. Kotanya Heraclius. Kota yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya akan takluk di tangan kaum muslimin.

Menaklukan Konstantinopel adalah cita-cita yang telah membara dalam dada kaum muslimin sejak janji Allah Ta’ala tersebut terucap dari lisan suci Rasulullah sholallahu ‘alayhi wa salam. Beliau bersabda, “Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR. Ahmad).

Upaya Penaklukan

Menyongsong janji Rasulullah sholallahu ‘alayhi wa salam, kaum muslimin berlomba untuk membuka gerbang Konstantinopel. Pada tahun 34 H/654 M. Khalifah Utsman bin Affan Ra mengirimkan Muawiyah bin Abu Sofyan dengan pasukan yang besar, namun pulang dengan tangan hampa.

Pada masa Bani Umayah, tercatat dua serangan penting. Pertama, pada masa pemerintahan Muawiyah bin Abu Sofyan. Kedua, dilakukan pada masa Sulthan Sulaiman bin Abdul Malik tahun 98 H. Pada saat itu, dia mengirimkan pasukan tentara sejumlah 20.000 orang dan sekitar seratus perahu untuk mengepung dan menaklukkan Konstantinopel. Dinginnya suhu udara membuat pertahanan kaum muslimin melemah. Pasukan pun ditarik mundur oleh Umar bin Abdul ‘Aziz yang menggantikan Sulaiman bin Abdul Malik karena mangkat saat tentara berada di medan tempur.

Serangan intensif dilakukan oleh Khalifah Harun Arrasyid pada tahun 190 H. Dilanjutkan Kesultanan Islam Saljuk di Asia kecil. Sulthan Alib Arselan berhasil membuat tentara Kaisar Rumanos bertekuk lutut dalam perang Manzikart tahun 464 H /1070 M. Meski belum berhasil menembus tembok Konstantinopel, peristiwa ini berhasil menghilangkan pengaruh Romawi di Asia Kecil yang merupakan wilayah-wilayah strategis kekaisaran Byzantium.

Utsman, peletak dasar kekhilafahan Utsmaniyah melanjutkan misi tersebut. Azniq dan Burshah berhasil ditaklukkan. Dilanjutkan oleh Sulthan Orkhan dan penguasa-penguasa setelahnya, hingga Sultan Mehmed II yang disabdakan Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa salam, sebagai sebaik-baik panglima.

Merindui Nashrullah

Takluknya Konstantinopel adalah janji dari Allah Ta’ala. Kendati demikian, kaum muslimin tidak berpangku tangan dalam menyambut janji tersebut. Sebaliknya, mereka berlomba untuk menyambut bisyaroh Rasulullaah shalallahu ‘alayhi wa salam dengan sungguh-sungguh. Meskipun kesusahan, penderitaan, cobaan silih berganti harus mereka hadapi. Mereka tetap bersabar hingga Allah memberikan pertolongan kepada mereka yang layak.

Allah berfirman,”Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, sebelum datang kepada kalian cobaan yang menimpa umat sebelum kalian? Mereka ditimpa kesusahan, penderitaan, dan digoncang dengan berbagai cobaan dan ujian, sampai-sampai Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “kapan akan datang pertolongan/kemenangan dari Allah?” Katakan sesungguhnya pertolongan dan kemenangan itu sudah dekat” (QS. Al Baqoroh : 214)

Kesusahan, penderitaan dan goncangan dalam sebuah perjuangan adalah keniscayaan. Pengorbanan dan taqarrub ilallaah mutlak diperlukan. Belajar dari sebaik-baik pasukan, bagaimana mereka melewati hari-hari pengepungan Konstantinopel dalam cengkeraman udara dingin.

Selama hampir dua bulan,  mereka berusaha menaklukkan tembok setinggi 10-an meter. Sementara di sisi luar benteng dilindungi oleh parit-parit dalam. Di sebelah barat, mereka harus membobol tembok setebal dua lapis. Sedangkan dari arah selatan laut Marmara, kapal Perang Genoa harus mereka hadapi. Tidak terhitung berapa jumlah jiwa yang ditinggalkan ruhnya menuju jannah seluas langit dan bumi.

Strategi jitu, Kegigihan dan kesabaran berbalut ketaatan dalam menjalankan syariat-Nya, telah menjadikan mereka layak diberi pertolongan. Pemindahan kapal-kapal melalui perbukitan yang tinggi dan terjal menggunakan gelondongan-gelondongan kayu yang diapit menjadi satu dan diolesi minyak sehingga bagian bawah kapal yang lebih lancip bisa melewati celahnya dengan mudah. Hanya dalam semalam 70 kapal telah berhasil dipindahkan.

Begitulah sebaik-baik pasukan telah memberikan pelajaran bagi siapa saja yang menginginkan terwujudnya janji Rasulullaah yang kedua, yaitu ditaklukkannya Roma. Butuh kesungguhan, kesabaran, strategi yang berpadu dengan ketaatan pada Allah dan RasulNya. Wallahu a’lam.