Bokori and Toronipa Baths Will Become Southeast Sulawesi’s Mainstay Tourist Destinations
Sektor Pariwisata di Provinsi Sulawesi Tenggara menjadi perhatian khusus oleh Gubernur Sultra H. Ali Mazi SH bersama pasangannya Lukman Abunawas untuk dikembangkan dan menjadi destinasi wisata tujuan bagi wisatawan lokal, nasional dan interlokal. Selain destinasi wisata di pulau Hoga di Kabupaten Wakatobi, Pulau Labengki di Konawe Utara, permandian Bokori dan permandian Toronipa di Kabupaten Konawe yang saat ini menjadi perhatian serius untuk dikembangkan dibangunkan infrastrukturnya.
The Tourism Sector in Southeast Sulawesi Province is of particular concern by Southeast Sulawesi Governor H. Ali Mazi SH and his partner Lukman Abunawas to develop and become a tourist destination for local, national and long distance tourists. In addition to tourist destinations on the island of Hoga in Wakatobi Regency, Labengki Island in North Konawe, Bokori baths and Toronipa baths in Konawe Regency, which are currently a serious concern for developing infrastructure, are being developed.
Untuk infrastruktur pengembangan wisata permandian pulau Bokori dan Toronipa, Gubernur Sultra Ali Mazi SH menitik beratkan pada pembangunan akses yakni jalur yang menghubungkan lokasi wisata dari Kota Kendari yakni pembangunan jalan yang akan menelan anggaran ratusan milyaran rupiah. Pembangunan jalan sepanjang 12 Kilometer dengan lebar 27 meter dengan dua jalur dan tambahan lajur untuk pejalan kaki dan pengendara sepeda akan menjadi yang diprioritas dituntaskan.
For the infrastructure of tourism development in the islands of Bokori and Toronipa, Southeast Sulawesi Governor Ali Mazi SH focused on building access, a path that connects tourist sites from Kendari, namely the construction of roads that will cost hundreds of billions of rupiah. The construction of a 12-kilometer wide road with a width of 27 meters with two lanes and additional lanes for pedestrians and cyclists will be prioritized.
Untuk memudahkan wisatawan ke tempat tujuan wisata, tentunya yang harus disiapkan adalah akses atau jalan. Setelah itu Amenitas, akreditas dan promosi. Akses dalam hal ini pembangunan jalan yang menghubungkan ke lokasi destinasi wisata sudah dalam progress pelaksanaannya dengan panjang 12 Kilometer dan lebar 27 meter untuk dua jalur ditergetkan tuntas hingga tahjun 2021 mendatang. Jalan yang menghubungkan Kendari-Toronipa tersebut juga menjadi daya arik tersendiri, dimana jalur tersebut di sisi kiri akan dilihat perbukitan dan pegunungan dengan hutan alami. Sementara disisi kanan akan disuguhkan dengan pemandangan laut membiru.
To facilitate tourists to tourist destinations, of course, what must be prepared is access or road. After that, Amenitas, accreditation and promotion. Access in this case the construction of the road that connects to the location of the tourist destination is in progress in its implementation with a length of 12 Kilometers and a width of 27 meters for the two lanes to be completely finished until the year 2021. The road that connects Kendari-Toronipa is also a special attraction, where the path on the left will be seen hills and mountains with natural forest. While on the right side will be presented with a blue sea view.
Dengan akses yang menghubungkan Kota Kendari-Toronipa tersebut yang sebelumnya dijangkau selama dua jam perjalanan dengan menggunakan roda empat dan sekita satu jam menggunakan roda dua, terkini sudah dapat dijangkau dalam beberapa menit saja. Tentunya dengan akses cepat tersebut wisatawan tidak lagi menghabiskan waktu dengan mengantri dijalan, tetapi ini sudah dapat ditembus dalam beberapa menit saja.
With access that connects the city of Kendari-Toronipa, which was previously reached for two hours by using four wheels and about one hour by two wheels, the latest can be reached in just a few minutes. Of course, with this quick access, tourists no longer spend time waiting in line, but this can be penetrated within minutes.
“Membangun jalan menuju lokasi Wisata Toronipa dengan skala besar dalam pembiayaannya, bukan menghambur hamburkan uang. Tetapi ini adalah bagaimana lokasi wisata itu dapat diakses cepat. Kalau di Jakarta ada Ancol, di Sultra kita hadirkan Bokori dan Toronipa sebagai tempat tujuan dan wisata andalan Sultra,”ujar Gubernur Sultra H. Ali Mazi SH beberapa waktu lalu kepada sejumlah awak media saat bersilaturahmi di rumah jabatan Gubernur Sultra.
“Building a road to the Toronipa Tourism location on a large scale in its financing, not a waste of money. But this is how fast tourist locations can be accessed. If in Jakarta there is Ancol, in Southeast Sulawesi we present Bokori and Toronipa as Southeast Sulawesi’s mainstay destinations and tourists, “said Southeast Sulawesi Governor H. Ali Mazi SH some time ago to a number of media crews while visiting in the Southeast Sulawesi Governor’s office.
Destinasi wisata permandian Bokori yang sudah menjadi menjadi tujuan wisatawan asal Kota Kendari, Konawe, Konawe Selatan termasuk wisatawan lainnya dari Kabupaten Kota di Sultra dan luar Sultra sudah langsung diakses dengan cepat. Untuk semakin meningkatkan daya tarik wisatawan di permandian Bokori, tentunya infrastruktur dan fasilitas umum lainnya tentunya juga tidak tertinggal untuk disiapkan, sehingga wisatawan semakin nyaman.
The Bokori bathing destination which has become a tourist destination from Kendari, Konawe, Konawe Selatan including other tourists from Kota Regency in Southeast Sulawesi and outside Southeast Sulawesi has been quickly accessed immediately. To further enhance the attractiveness of tourists at the Bokori baths, of course infrastructure and other public facilities are certainly not left behind to be prepared, so that tourists are more comfortable.
Fasilitas yang dimaksud adalah pembangunan Villa, Gazebo, penerangan listrik dan ketersediaan air bersih, termasuk kelengkapan permandian lainnya seperti banana boat dan lainnya terus ditingkatkan.
The facilities in question are the construction of villas, Gazebos, electric lighting and the availability of clean water, including the completeness of other baths such as banana boats and others continue to be improved.
“Tahun 2019 lalu, peningkatan pengunjung di permandian Bokori cukup signifikan, bahkan dari target Pendapatan Asli Daerah dari lokasi wisata tersebut, pemerintah Provinsi melalui Dinas Parwisata sudah dapat meraup dana sebesar 480 an juta dari target Rp. 520 Juta. Tidak tercapainya target tersebut, itu dikarenakan karena adanya larangan berkunjung yang dikarenakan adanya bencana alam Tsunami di Palu Sulawesi Tengah beberapa waktu lalu,” ujar Plt Kepala Dinas Pariwisata Sultra I Gde Panca kepada awak media ini saat ditemui usai menggelar rapat kerja bersama Komisi II DPRD Sultra beberapa waktu lalu.
“In 2019, the increase in visitors at the Bokori bath was quite significant, even from the Regional Original Revenue target of the tourist location, the Provincial Government through the Tourism Office was able to reap funds of 480 million from the target of Rp. 520 Million. The target was not achieved, it was due to a travel ban due to the tsunami disaster in Palu, Central Sulawesi some time ago, “said Acting Head of the Southeast Sulawesi Tourism Office I Gde Panca to the media crew when found after holding a working meeting with Commission II of the Southeast Sulawesi Regional Parliament. some time ago.
Menurut Panca, destinasi wisata Bokori dan Toronipa dengan adanya pembangunan jalan yang menghubungkan Kota Kendari – Toronipa di akhir tahun 2019 lalu sudah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, bahkan jumlah pengunjung mencapai ribuan orang dengan jumlah kendaraan roda dua dan empat juga mencapai ribuan unit yang masuk.
According to Panca, the tourist destinations of Bokori and Toronipa with the construction of a road connecting Kendari – Toronipa City at the end of 2019 have shown a significant increase, even the number of visitors reached thousands of people with the number of two-and four-wheeled vehicles also reaching thousands of units that entered.
“Tentunya dengan adanya jalur yang baik yang menghubungkan lokasi destinasi Wisata, Dinas Pariwisata Provinsi tentunya akan meningkatkan fasilitas di lokasi wisata, villah, Gasebo dan lainnya. Selain itu memberikan ruang yang besar kepada Investor untuk membangun perhotelan dan fasilitas lainnya di area wisata tersebut,”katanya.
“Obviously with the existence of a good path connecting the location of the tourist destination, the Provincial Tourism Office will certainly improve facilities at tourist sites, villas, gasebo and others. Besides giving a large space for investors to build hotels and other facilities in the tourist area, “he said.
Menurutnya, dengan pembangunan jalan yang menghubungkan Kota Kendari-Toronipa yang cukup baik itu, masyarakat sekitar bukan saja ketersediaan lapangan kerja, khususnya bagi pedagang kaki lima, tetapi nilai jual objek pajak atas tanah masyarakat juga mengalami kenaikan dengan nilai jual yang cukup signifikan.
According to him, with the construction of a road that connects the city of Kendari-Toronipa which is quite good, the surrounding community is not only the availability of jobs, especially for street vendors, but the selling value of tax objects on community land has also increased with a significant selling value.
“Disini bukan saja PAD yang menjadi target dari Pemerintah, tetapi juga bagiamana masyarakat terbantu akan kesejahteraannya. Karena jika yang dikejar PAD, maka dalam waktu singkat tidak akan berdampak dengan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk membangun infrastruktur jalan dan fasilitas lainnya di lokasi wisata tersebut,”terangnya.
“Here PAD is not only the target of the Government, but also how the community will be helped by their welfare. Because if the PAD is pursued, then in a short time will not have an impact on the amount of costs incurred to build road infrastructure and other facilities at the tourist sites, “he explained.
Begitu juga dengan di lokasi Wisata permandian Toronipa dengan adanya pembangunan jalan serta pembangun fasilitas oleh pemerintah dan swasta menjadikan Toronipa sebagai tujuan wisatawan untuk menghabiskan waktu liburan. Selain itu masyarakat sekitar juga meningkat dalam pendapatan perekonomiannya.
Likewise with the Toronipa bath tourism site with the construction of roads and the construction of facilities by the government and the private sector making Toronipa a tourist destination for spending vacation time. In addition, the surrounding community also increased in economic income.
Ketua Komisi IV DPRD Sultra La Ode Prebi Rifai dalam kesempatannya mengatakan, apa yang menjadi tujuan pemerintah dalam membangun infrastruktur kepariwisataan tentunya akan mendapat dukungan dari DPRD. Namun demikian, Pemerintah juga tidak hanya fokus di Bokori dan Toronipa, tetapi juga dengan potensi-potensi wisata lainnya di Sultra.
Chairman of Commission IV of the DPRD Sultra La Ode Prebi Rifai on his occasion said, what was the government’s goal in building tourism infrastructure would certainly have the support of the DPRD. However, the Government also does not only focus on Bokori and Toronipa, but also with other tourism potentials in Southeast Sulawesi.
“Tetapi yang terpenting lagi adalah bagaimana status kepemilikan tempat wisata tersebut harus jelas, jangan tumpang tindih kepemilikannya baik itu Provinsi, Kabupaten Konawe atau masyarakat. Sebaiknya status kepemilikannya di sertifikatkan sehingga jelas siapa pemiliknya, karena anggaran yang dikeluarkan dari APBD juga jelas,”katanya memberikan masukan kepada Dinas Pariwisata dalam rapat kerja beberapa waktu lalu.
“But the most important thing is how the ownership status of the tourist attractions must be clear, do not overlap ownership of the Province, Konawe Regency or the community. The ownership status should be certified so that it is clear who the owner is, because the budget issued from the APBD is also clear, “he said giving input to the Tourism Office at a work meeting some time ago. ***