Example floating
Example floating
Opini

Tamasya Ke Sirah Rasul

1004
×

Tamasya Ke Sirah Rasul

Sebarkan artikel ini
Yeni Marlina, A. Ma

Menghadirkan Islam sebagai peraturan hidup yang harus digunakan oleh masyarakat, sebagai kesempurnaan aqidah Islam saat ini tidaklah mudah. Tidak seperti membalikan telapak tangan, namun tidak pula ibarat si punuk merindukan bulan yang mustahil untuk terjadi. Islam adalah agama yang sudah dirancang dengan sangat baik, disesuaikan dengan fitrah penciptaan manusia. Selain sesuai dengan fitrah, Islam adalah agama yang memuaskan akal dan menentramkan jiwa.

Nabi Muhammad saw, diutus oleh Allah dengan membawa syariat Islam. Agama yang datang menyelamatkan manusia dari kehidupan jahiliyah menuju cahaya Islam sebagai agama yang di ridhoi oleh Allah SWT. Bahkan Islam mampu menyatukan berbagai manusia dari bermacam kabilah, suku bangsa hingga sebagian besar penjuru dunia. Tentu kisah ini menjadi cerita unik bagi umat Islam, dan perlu untuk diketahui agar kekuatan keyaqinan pada Islam menancap dengan kuat.

Untuk menghantarkan kepada keyaqinan dan kesiapan untuk mengambil Islam secara kaffah, sejenak kita perlu piknik menelusuri siroh nabi. Hingga kita menemui banyak jawaban untuk bisa menjadikan Islam sebagai ruh dalam jiwa kita. Dakwah adalah kata istimewa yang mengandung makna sangat penting dalam Islam mulai dari pembentukan embrio kader-kader dakwah hingga berkembang menjadi banyak sel. Pembelahan sel dakwah tak terhitung banyaknya.

Pertama kali Nabi Muhammad saw diangkat menjadi Nabi dan Rasul, beliau sudah mendapat amanah mengemban misi dakwah, dan yang pertama menyambut seruan dakwah beriman kepada Islam adalah Siti Khodijah istri tercinta beliau. Berikutnya beliau mengajak anak pamannya Ali bin Abi Thalib, Zaid maulanya nabi, Abu Bakar sebagai teman karib mereka semua menerima dan beriman kepada Islam dengan totalitas. Kemudian kepada masyarakat ada yang beriman ada yang tetap kafir.

Abu Bakar sebagai seorang tokoh yang menjadi tempat tumpuan kaumnya, saling mencintai dan akrab dengan mereka dalam berbagai urusan. Setelah berislam Abu Bakar adalah sebagai jembatan yang menghantarkan para sahabat kuat masuk Islam. Diantaranya : Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqash dan Talhah bin Ubaidillah. Dan melalui para generasi awal ini, masuk Islam baik laki-laki ataupun wanita secara bergelombang. Tersebar di kota Makkah perbincangan Islam. Begitulah seterusnya kehidupan sahabat yang telah beriman berubah menjadi kehidupan yang penuh dengan suasana dakwah. Hari demi hari berfikir bagaimana bisa menebarkan Islam dan membebaskan manusia dari penghambaan kepada berhala, lata dan uzza dan kemusyrikan lainnya hingga iman dan menyembah Allah semata.

Dakwah bukan tanpa tantangan dan hambatan, penentangan kafir quraisy sangat jelas terhadap dakwah Nabi dan para sahabat. Namun tidak membuat surut tekad dan istiqomah menjalankan syariat yang datang dari Islam. Permusuhan dan fitnah dalam dakwahpun tak jarang menimpa Rasul dan para sahabat, namun tekad mereka tetap bulat karna menemukan tujuan hidup yang sesungguhnya yaitu menuju Jannah surga yang sudah dijanjikan Allah SWT.

Setelah berdakwah selama 13 tahun di Makkah dengan segala hambatan dan rintangan, dilalui dengan keimanan yang kokoh dan bertambahnya orang yang percaya pada kebenaran Islam. Hingga tiba saatnya perintah hijrah dari Allah ke Madinah. Dakwah di Madinah sudah dipersiapkan sebelumnya, Rasul sudah mengirimkan delegasi dakwah ke Madinah. Mus’ab bin Umair adalah delegasi dakwah Rasul yang telah berhasil menebus dinding-dinding rumah Anshar dan pemuka kabilah mereka. Mus’ab membacakan al-Qur’an kepada mereka, mengajarkan Islam serta memberikan pemahaman Islam kepada mereka.

Kedatangan Rasul di Madinah disambut sejumlah sahabat dari penduduk Madinah, kaum muslim bahkan orang-orang musyrik dan kaum yahudi. Bahkan kaum muslim sangat senang dengan kedatangan Rasul bahkan mereka siap mempersembahkan jiwa di jalan yang beliau tempuh dan agama yang datang bersamanya.

Hijrahnya Rasul bersama para muhajiriin merupakan pembatas dalam Islam yang memisahkan antara tahapan-tahapan dakwah dengan upaya mewujudkan masyarakat dan negara yang memerintah dengan Islam. Menerapkan Islam serta mendakwahkannya dengan hujjah, bukti dan dengan kekuatan yang melindungi dakwah dari kejahatan dan kekufuran.

Sejak tiba di Madinah, Rasul saw memerintahkan para sahabat membangun masjid sebagai tempat shalat, berkumpul, bermusywarah dan mengatur berbagai urusan kaum muslimin sekaligus memutuskan perkara diantara mereka. Beliau menjadikan Abu Bakar dan Umar sebagai dua orang pembantunya. Beliau bersabda, “Dua (orang) pembantuku di bumi adalah Abu Bakar dan Umar.” Kaum musliminpun senantiasa berkumpul disekitar beliau dan merujuk semua persoalan kepada beliau. Beginilah Rasul mencontohkan sosok pemimpin malayani dan menjadi perisai bagi rakyatnya.

Posisi nabi sebagai kepala negara, sebagai qadli dan panglima militer sangat jelas saat itu. Beliau memimpin kaum muslimin, memutuskan berbagai perkara serta mengangkat beberapa komandan ekspedisi dan mengirimkannya keluar Madinah. Ini adalah gambaran penataan negara (Daulah) Islam. Negara yang dijadikan pusat pembangunan masyarakat yang berdiri diatas pondasi yang kokoh. Pusat persiapan kekuatan yang cukup untuk melindungi negara dan menyebarkan dakwah.

Demikian kekuatan Daulah Islam berlangsung dalam kurun waktu yang sangat panjang. Sepeninggal Rasul estafet kepemimpinan dilanjutkan oleh para khulafaur Rasyidin dan seterusnya. Yang telah menjalankan sejarah kekhilafahan Islam.

Para sejarahwan membagi sejarah Khilafah Islam menjadi empat masa: (1) Khulafaur Rasyidin (632-661 M); (2) Khilafah Bani Umayah (661-750 M); (3) Khilafah Bani Abbasiyah (750-1517 M); (4) Khilafah Utsmaniyah (1517-1924 M).

Daulah Islam dengan sistem kekhilafahan Islamiyah secara resmi dihapuskan pada 3 Maret 1924, 96 tahun silam. Hilangnya sistem Khilafah berarti hilangnya sebuah sistem peradaban Islam yang menyatukan Dunia Islam di bawah satu kepemimpinan berlandaskan syariat Islam. Hilangnya sistem Khilafah juga berarti hilangnya Negara Islam yang, menurut Dr. Yusuf Qaradhawi, merupakan perwujudan dari ideologi Islam.

Walhasil, Kekhilafahan Islam berlangsung kurang-lebih 13 abad; sebuah usia yang sangat panjang untuk ukuran sebuah negara ideologis yang sangat besar, yang wilayah kekuasaannya pernah meliputi hampir 2/3 bagian dunia—mencakup seluruh Timur Tengah, sebagian Afrika, dan Asia Tengah; di sebelah timur sampai ke negeri Cina; di sebelah barat sampai ke Andalusia (Spanyol), selatan Prancis, serta Eropa Timur (meliputi Hungaria, Beograd, Albania, Yunani, Rumania, Serbia, Bulgaria, serta seluruh kepulauan di Laut Tengah).

Keberhasilan dakwah Rasul hingga Islam menyebar luas keseluruh penjuru dunia. Hingga kondisi melemah karna disebabkan beberapa faktor baik dari internal kaum muslimin ataupun dari eksternal para musuh-musuh Islam. Hingga keruntuhan khilafah. Namun sejarah atau sirah Rasul ini bukan sekedar cerita masa lalu, namun ini adalah sejarah yang akan berulang kembali dengan hujjah bagi kaum muslimin untuk kembali bangkit. Dengan menjadikan aktifitas dakwah Rasul beserta tahapan-tahapannya sebagai satu-satunya metode yang layak dicontoh oleh umat Islam dalam dakwah menuju perubahan hakiki.
Meninggalkan berbagai hukum jahiliyah yang tidak bersumber dari nash-nash syariah.

Sebagaimana peringatan Allah dalam al-Qur’an :

أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS al-Maidah:50)

Dan bagi umat Islam khususnya saat ini yang harus kita lakukan menolong agama Allah SWT, semoga Allah memuliakan para pengembannya. Dan cukup garansi dari Allah SWT sebagai jaminan agar umat Islam yang mukhlish tidak mengganti agamanya dengan sedikit kenikmatan dunia yang menipu.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
“Hai orang-orang mu’min, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”(QS.Muhammad : 7).

Wallahu’alam bi shawab

Oleh : Yeni Marlina, A. Ma (Pemerhati Kebijakan Sosial)