Oleh: Erni Yuwana (Aktivis Muslimah)
Black death namanya. Black death adalah wabah penyakit mematikan yang nyaris membuat Eropa tinggal sejarah. Pada abad 14 wabah kematian hitam (Black Death) memusnahkan peradaban Eropa. Skala epidemi atau pagebluk yang menghantam Eropa sekitar tahun 1350 tersebut sangat mengerikan, hingga menewaskan sepertiga penduduk. Para peneliti menduga jika penduduk yang tewas karena penyakit itu sekitar tujuh puluh lima juta sampai dua ratus juta jiwa.
Biang Kerok dari Kematian 200 Juta Manusia tersebut disebabkan oleh bakteri bernama Yersinia Pestis. Bakteri ini diduga dibawa oleh lalat dan disebarkan oleh tikus-tikus rumah. Sangat masuk akal kalau wabah ini terjadi. Sebab eropa pada masa itu sangat kotor dan jorok, maka wajar saja bila tikus-tikus pun senang dengan habitat kotor tersebut.
Bahkan Eropa kala itu menganggap air adalah sumber penyakit. Budaya takut air ini membuat Eropa menciptakan tisu khusus untuk melap bekas kotoran yang menempel ketika buang hajat. Tisu khusus tersebut terbuat dari corncob alias bonggol jagung. Awalnya corncob direndam di dalam air abu, kemudian dijemur hingga kering, dan terciptalah bahan yang halus lembut. Bonggol jagung ini lalu diberi tali dan digantung di dekat toilet. Tisu khusus tersebut mulai dipakai secara luas di Eropa pada tahun 1920-an.
Dan pada zaman sebelumnya lagi, mereka bahkan sampai menjadikan angsa sebagai toilet paper. Bahkan banyak benda yang dijadikan eksperimen untuk itu, ada yang mencoba topeng beludru, ada juga kerudung, selendang, sarung tangan dan ada yang menggunakan kucing berbulu lebat namun malah mencakar kulit.Jadi wajar jika pola hidup kotor Eropa kala itu mengundang Black Death yang hampir memusnahkan seluruh penduduk di sana.
Ketika Black Death mengerikan ini terjadi, para dokter Eropa berusaha menyembuhkannya. Namun, karena keterbatasan ilmu kedokteran, pada akhirnya berujung pada teknik pengobatan yang benar-benar tak masuk akal. Untuk terhindar dari Black Death, dokter menyarankan kepada pasiennya untuk mengenakan semacam topeng khusus. Bentuk topeng ini mirip seperti burung dengan bagian penutup hidung yang runcing. Fungsi dari bentuk topeng ini sendiri adalah agar di bagian dalam paruhnya bisa diletakkan lavender untuk bebauan. Inilah satu-satunya teknik pengobatan terhadap Black Death saat itu dan tentu saja ini sama sekali tak berpengaruh apa pun. Hingga Orang-orang Eropa berdoa dengan putus asa agar wabah penyakit black death tersebut segera berakhir.
Jika Eropa dalam kubangan putus asa akibat wabah Black Death yang membunuh dua ratus juta jiwa, maka Islam hadir sebagai kehidupan baru (new life) yang menyelamatkan dan memuliakan manusia. Islam Mengajarkan kepada setiap orang untuk mempraktekan gaya hidup sehat, pola makan sehat dan berimbang serta perilaku dan etika makan. Kebanyakan wabah penyakit menular biasanya ditularkan oleh hewan (zoonosis). Islam telah melarang hewan apa saja yang tidak layak dimakan. Dan hewan apa saja yang halal dimakan.
Selain itu, tidak dapat dipungkiri, bahwa sanitasi yang buruk juga menyumbang terjadinya wabah penyakit menular. Islam sangat concern terhadap kebersihan dan sanitasi seperti yang dibahas dalam hukum-hukum thaharah. Hal itu sudah diisyaratkan dalam berbagai hadits:
“Sesungguhnya Allah Maha Indah dan mencintai keindahan, Maha Bersih dan mencintai kebersihan. Maha Mulia dan mencintai kemuliaan. Karena itu bersihkanlah rumah dan halaman kalian dan janganlah kalian menyerupai orang-orang Yahudi” (HR. At Tirmidzi dan Abu Ya’la)
Dalam sejarah, wabah penyakit menular pernah terjadi pada masa Rasulullah SAW. Wabah tersebut adalah kusta yang menular dan mematikan dan belum ada obatnya. Untuk mengatasi wabah tersebut salah satu upaya Rasulullah adalah dengan menerapkan karantina atau isolasi terhadap penderita. Ketika itu Rasul memerintahkan untuk tidak dekat-dekat atau melihat para penderita kusta tersebut.
Dengan demikian, metode karantina telah diterapkan sejak zaman Rasulullah untuk mencegah wabah penyakit menular menjalar ke wilayah lain. Untuk memastikan perintah tersebut dilaksanakan, Rasul membangun tembok di sekitar daerah wabah.
Rasulullah juga pernah memperingatkan umatnya untuk jangan mendekati wilayah yang sedang terkena wabah. Sebaliknya, jika sedang berada di tempat yang terkena wabah, mereka dilarang untuk keluar. Beliau bersabda:
“Jika kalian mendengar wabah terjadi di suatu wilayah, janganlah kalian memasuki wilayah tersebut. Sebaliknya jika wabah itu terjadi di tempat kalian tinggal, janganlah kalian meninggalkan tempat itu” (HR. Al-Bukhari).
Islam juga memasukan konsep Qadar sebagai salah satu yang harus diyakini. Allah telah tetapkan terkait gen, mekanisme mutasi, dampak fisiologi sebuah virus tertentu. Dari situ, kita tahu bagaimana mekanisme penyakit. Contohnya, identifikasi terhadap kuman Mycobacterium sebagai penyebab TBC yang menyerang paru, dan kita bisa pelajari antibiotik untuk mengobatinya dan juga mengenali mutasi kuman kuman Mycobacterium TB sehingga bisa menjadi resisten. Ukuran-ukuran ini yang bisa dipelajari dan digunakan untuk memprediksi resiko penyakit. Dan dari situ dapat diteliti obat/ vaksinasinya.
Umat Islam terdahulu mengembangkan ikhtiar baru mengatasi Pandemi, yakni vaksinasi. Cikal bakal vaksinasi zaman modern terkini berasal dari dokter-dokter muslim zaman Khilafah Utsmani, bahkan mungkin sudah dirintis di jaman Abbasiyah. Kedokteran kala itu juga sudah di lengkapi pembangunan rumah sakit, klinik, laboraturium medis, dan juga sekolah kedokteran. Pelayanan kesehatan juga harus diberikan secara gratis kepada rakyat baik kaya ataupun miskin tanpa diskriminasi baik agama, suku, warna kulit dan sebagainya. Pembiayaaan untuk semua itu diambil dari kas Baitul Mal, baik dari pos harta milik negara maupun milik umum.
Dengan demikian, Islam menunjukkan jati dirinya sebagai new life. Sosok Islam membawa kehidupan baru dengan segala keagungan dan kemuliaannya. Islam menunjukan keunggulannya sebagai agama sekaligus ideologi yang lengkap. Ia mengatur semua hal tak terkecuali di bidang kesehatan. Dalam Islam, kesehatan dan keamanan disejajarkan dengan kebutuhan pangan. Ini menunjukan bahwa kesehatan dan keamanan statusnya sama sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi.
Wallahu’alam bi ash shawab.