Example floating
Example floating
Opini

Remaja Dalam Pusaran Liberalisme

972
×

Remaja Dalam Pusaran Liberalisme

Sebarkan artikel ini
Yuli Ummu Raihan

Miris. Melihat beragam pemberitaan akhir-akhir ini di media cetak, maupun elektronik. Remaja identik dengan pelaku kriminal, bullying, maksiat dan lainnya.

Dilansir oleh liputan.com, 14/07/2020, empat pasang anak baru gede alias ABG diamankan aparat kepolisian di salah satu kamar indekos yang berada di Kecamatan Paleteang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan pada Senin, 13 Juli 2020 sekitar pukul 11.09 WITA. Mereka diduga tengah melakukan perbuatan mesum.

Gabungan Satpol-PP Kota Blitar, TNI dan Polri juga melakukan razia di sejumlah rumah kos yang ada di Kota Blitar, Minggu 12/07/2020. Tujuh pasangan mesum diamankan razia ini. (sindonews.com, 12/07/2020)

Saking banyak dan seringnya pemberitaan semacam ini masyarakat tidak lagi terkejut dibuatnya. Seakan masyarakat telah memaklumi fenomena remaja jaman now. Aktivitas pacaran, tawuran, bullying dan kriminal lainnya menjadi menu harian. Marah, mengecam dan menyayangkan merupakan reaksi sesaat yang muncul atau viral setelahnya, masyarakat kembali dialihkan pada kasus baru. Demikian seterusnya.

Semua ini terjadi patut diduga karena paham liberal yang telah mendominasi masyarakat di negeri ini. Kebebasan tanpa batas dianggap sebagai hak asasi. Hal ini diperparah dengan paham sekuler yang menjadikan agama hanya sebagai identitas.

Dalam paham sekuler liberal, manusia hidup tidak menggunakan aturan Ilahi. Masyarakat sekuler hanya memandang-Nya hanya sebagai Sang Pencipta bukan sebagai Sang Pengatur. Sehingga, manusia hidup memakai aturan buatan sendiri yang melahirkan solusi tambal sulam.

Berbagai kemaksiatan dan kriminal yang dilakukan remaja hanya dianggap sebagai kenakalan remaja yang harus dimaafkan dan dimaklumi. Tidak adanya sanksi tegas yang memberi efek jera, membuat kejadian terus berulang. Bahkan seperti menjadi inspirasi bagi remaja lainnya untuk melakukan hal serupa.

Berbeda dengan Islam yang memandang bahwasanya Allah Swt tidak semata Sang Pencipta, tetapi juga Sang Pengatur Kehidupan, yang tentunya paling mengetahui kebaikan – kebaikan bagi makhluk-Nya, khususnya bagi manusia. Allah Swt lah yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia.

Dalam sistem Islam, setiap pelaku kejahatan wajib mendapat sanksi sesuai jenis perbuatannya. Karenanya, para orang tua wajib menanamkan nilai-nilai akidah dan syariat agama pada anaknya. Orang tua pun wajib mempersiapkan anak agar tumbuh menjadi pribadi yang kokoh, tangguh dan berkepribadian Islam. Masyarakat dalam Sistem Islam senantiasa melakukan aktivitas amar ma’ruf nahi mungkar.

Dalam sistem Islam, negara sebagai pelindung dan pengayom rakyat memastikan setiap individu terpenuhi kebutuhannya, menjaga harta, jiwa, darah, dan kehormatan mereka. Negara pun
membuat kebijakan sedemikian rupa agar tercipta kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik. Jika semua ini terlaksana maka insya Allah akan melahirkan generasi gemilang. Wallahu a’lam bishashawab.

Yuli Ummu Raihan
Member AMK dan Pemerhati Kebijakan Publik

error: Jangan copy kerjamu bos