Dikbud Konawe Gelar Sekolah Kader Demi Menjaga Budaya Lokal

Dikbud Konawe Gelar Sekolah Kader Demi Menjaga Budaya Lokal
Dikbud Konawe saat menggelar sekolah kader kalosara

TEGAS.CO., KONAWE – Kuatnya pengaruh globalisasi di zaman modern ini berkembang begitu pesat, sehingga menimbulkan pola hidup masyarakat yang baru. Akibat perkembangan zaman modern budaya lokal kini mulai tergerus oleh fenomena tersebut.

Hal ini akan sangat memprihatinkan ketika anak bangsa saat ini sudah mulai lupa bahkan tidak tahu menahu mengenai kebudayaan daerahnya itu sendiri, khususnya di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Iklan Pemkot Baubau

Untuk menghindari hal tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Konawe (Dikbud) bekerjasama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX Sulsel Sultra menggelar sekolah kader kalosara yang bertajuk “Menumbuhkan Literasi Budaya, Merawat Tradisi Sejak Dini”.

Dikbud Konawe Gelar Sekolah Kader Demi Menjaga Budaya Lokal
Upaya pelestarian budaya lokal

Kepala Bidang Kebudayaan Dikbud Konawe, Andang Masnur mengatakan, bahwa kegiatan ini memfokuskan pada peserta didik Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama dari 25 sekolah yang ada di Kabupaten Konawe.

Andang menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman sejak dini kepada para siswa yang ada di Konawe agar mengetahui nilai-nilai kebudayaan, adat istiadat suku tolaki.

Selain itu lanjut Andang, para siswa juga diajarkan langsung praktek (Mombesara) yang merupakan kekayaan budaya khas suku Tolaki.

“Jadi kegiatan ini kami laksanakan atas kerjasama dengan pihak Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX hasil pengajuan proposal perseorangan yang saya ajukan beberapa waktu lalu,” jelasnya.

Kabid Kebudayaan Andang Masnur

Andang menambahkan, Sekolah Kader Kalosara ini melibatkan 50 orang siswa SD dan SMP dari 25 sekolah yang di Kabupaten Konawe.

Ia mengharapkan kegiatan kebudayaan seperti ini bisa berlanjut, dan bisa menjadi kegiatan rutin khususnya di Konawe supaya bisa menyasar semua sekolah yang ada di Konawe.

“Anak-anak kita yang hadir hari ini akan menjadi pionir, bisa memberikan pemahaman kepada teman-temannya di sekolah tentang pemahaman budaya Tolaki,” ungkapnya.

Sementara itu, Perwakilan dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX Sulsel Sultra, Rahman Acil
mengatakan, pihaknya ini pertama kalinya ke Kabupaten Konawe mengadakan kegiatan seperti ini.

Ia sangat mendukung dan mengapresiasi Kabid Kebudayaan yang telah menginisiasi sekolah kader kalosara ini.

“Jadi ini proposal perseorangan yang diajukan oleh pak Andang Kepala Bidang Kebudayaan. Kami selama ini sangat mendukung kegiatan-kegiatan seperti ini,” tuturnya.

Suasana saat pembelajaran

Dirinya juga mengharapkan, kegiatan sekolah kader kalosara ini perlu diagendakan secara rutin, tujuannya untuk pelestarian budaya daerah agar tidak tertinggal oleh zaman modern.

Untuk diketahui, Mombesara merupakan salah satu tradisi lisan yang diturunkan dari generasi ke generasi yang harus dilestarikan.

Kegiatan adat dan budaya ini biasa disebut pesta budaya yang merupakan miniatur dalam mencerminkan kehidupan sosial dan nilai-nilai tradisional yang luhur, sebagai gambaran tradisi dan budaya lokal.

Bahasa yang digunakan di mombesara adalah harus menggunakan bahasa daerah asli Tolaki, bentuk tuturan adat harus disesuaikan dengan konteks pelaksanaan adat.

Suku Tolaki sangat menghargai dan menghormati tradisi Mombesara ini, yang biasa digunakan pada saat pernikahan, penyambutan tamu dan acara lainnya yang ada di masyarakat.

Laporan: Redaksi

Komentar