Logam Berat di Teluk Kendari

Logam Berat di Teluk Kendari
Tiga peneliti Mahasiswa UHO Kendari melalukan pengukuran kadar logam dan pengukuran pH untuk pelabelan air di Teluk Kendari, Kamis (17/10/2024).

TEGAS.CO., KENDARI – Tiga mahasiswa jurusan Pendidikan Kimia Universitas Haluoleo (UHO) Kendari, Fitra Yani, Irmawati, dan Sulastri, melakukan penelitian untuk mengukur kadar logam berat di perairan Teluk Kendari, Kamis (17/10/2024).

Pengambilan sampel air pada penelitian ini dilakukan menggunakan Nansen Water Sampler Modification, yang nantinya sampel tersebut akan dilakukan pengujian lebih lanjut guna mengetahui kadar logam berat yang terkandung dalam perairan teluk Kendari.

Selain melalukan pengukuran kadar logam, dilakukan pula pengukuran pH.
PH atau “Potential Of Hydrogen” atau “Power Of Hydrogen“. adalah ukuran konsentrasi ion hidrogen dalam air.

Dalam kimia, pH adalah pengukuran konsentrasi ion hidrogen dalam larutan berbasis air. Ia menjadi ukuran keasaman atau kebasaan suatu larutan berair atau cairan lainnya.

Selain itu, pH untuk mengetahui perbandingan derajat keasaman antara permukaan air laut dan pada kedalaman tertentu.

Dalam pengambilan sampel, mahasiswa didampingi oleh Jun, dosen Teknologi Hasil Perikanan dari ITB Nobel Indonesia Makassar.

Pengambilan sampel perairan teluk Kendari dilakukan pada 5 titik dengan masing-masing pada kedalaman 2 meter.

Titik koordinat yang diambil mencakup lokasi seperti Lapulu, depan Indo grosir, Kendari Beach, Pelabuhan Nusantara, dan Nambo.

Dampak Logam Berat

Salah seorang mahasiswa peneliti, Sulastri menjelaskan, penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya penyakit yang muncul akibat konsumsi makanan yang terkontaminasi, terutama ikan dari laut yang terpapar pencemaran industri dan aktivitas masyarakat.

“Tingginya logam berat dalam air laut bisa menyebabkan berbagai penyakit, sehingga penelitian tentang kualitas air laut sangat penting,” ujar Sulastri kepada tegas.co.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, mereka menemukan bahwa air di Teluk Kendari mengandung logam berat seperti timbal, kadmium, nikel, dan tembaga, yang telah melebihi ambang baku mutu dan tidak layak untuk dikonsumsi.

Dalam penelitian ini, mereka berencana menggunakan batu gamping sebagai adsorpsi untuk menyerap logam berat dalam air.

“Batu gamping itu mengandung senyawa kalsium karbonat (CaCO3), dapat mengikat logam berat yang terdapat dalam air laut,” ungkap Sulastri.

Sementara itu, Jun, dosen Teknologi Hasil Perikanan dari ITB Nobel Indonesia Makassar menambahkan, bahwa penelitian ini sangat relevan, karena dapat memberikan gambaran tentang kondisi lingkungan, khususnya di perairan Teluk Kendari.

“Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan,” tambahnya.

Diharapkan penelitian ini berjalan lancar dan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi publik serta menjadi dasar untuk langkah-langkah mitigasi pencemaran di Teluk Kendari.

PENULIS: AMRAN SOLASI
EDITOR: MAS’UD

Komentar