TEGAS.CO,. MUNA BARAT – Dalam minggu terakhir ini muncul pemberitaan di beberapa media online yang menyoroti dugaan penyalagunaan dana desa yang dilakukan oleh Camat Tikep Kabupaten Muna Barat (Mubar).
Dalam pemberitaan tersebut, dijelaskan bahwa saat camat Tikep tersebut masih menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Desa Lasama Kecamatan Tikep Kabupaten Mubar pada 2018 silam ia disorot oleh penggiat LSM terkait gedung serba guna yang menelan anggaran kurang lebih 300 juta rupiah yang diduga ada indikasi markup anggaran, sehingga tidak sesuai dengan spesifikasi yang di tentukan dalam RAB.
Camat tersebut juga dianggap menggunakan anggaran desa sebagai modal memenangkan istrinya pada Pemilihan Legislatif (Pileg) kabupaten Mubar 2019. Didalam pemberitaan juga dijelaskan bahwa sang camat dianggap tidak bermitra dan bermusuhan dengan wartawan, bahkan sampai dihubungkan-hubungkan dengan kasus iparnya di desa berbeda yang sama sekali tidak ada hubunganya dalam kapasitas sebagai Plt kepala desa maupun sebagai Camat.
Menanggapi pemberitaan tersebut, Camat Tikep, Al Rahman S.pd. M.Si, menyampaikan sangat prihatin dan kecewa atas ulah oknum-oknum media yang bekerja sama dengan LSM untuk merusak citra diri pribadinya. Kamis,24/12/2020.
“Saya luruskan disini, agar semua pihak mengerti terkait tuduhan-tuduhan yang sengaja dihembuskan pihak-pihak tertentu. Kesannya terlalu tendensisus menyerang pribadi langsung tanpa mengetahui akar persoalan”, ungkapnya. Kamis (24/12/2020).
Pembangunan yang dimaksud dalam pemberitaan tersebut menghabiskan anggaran yang totalnya Rp 313 juta dengan menggunakan anggaran tahun 2018. Pada saat itu kami membangun gedung serba guna dengan dasar lokasi tersebut sangat kumuh dan butuh sentuhan langsung yang bisa memberikan banyak manfaat. Kami tidak asal-asalan dalam membuat kegiatan, semuanya melalui tahap musyawarah desa dan semua sudah diperiksa juga oleh inspektorat terkait kegiatan pekerjaan tersebut. Jadi masalahnya dimana”, lanjutnya.
Seharusnya, kata Al RHman terkait adanya temuan atas dugaan penyalahgunaan anggaran bisa dikroscek pada inspektorat. Apalagi dalam pengerjaannya, lanjutnya, melibatkan warga sekitar sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat melalui Tim Pengelola Kegiatan.
“Kami menduga ada maksud yang bekerja dengan sebuah jaringan yang tersistem untuk menginjak dan mencari-cari kesalahan demi kepentingan tertentu. Karena setelah pemberitaan tersebut, saya ditelpon dengan orang yang mengaku Kapolres Muna dan perwira-perwira dijajaran Polres Muna. Inikan lucu, apalagi setelah kami konfirmasi ke Polres Muna, pihaknya kaget dan tidak tahu sama sekali,” katanya.
Rahman juga membantah telah menggunanakan dana desa untuk keperluan Istrinya pada Pilcaleg Mubar 2019.
“Saya selama jadi Plt kades dengan honor yang saya terima langsung saya sumbangkan untuk pembangunan 3 masjid di desa Lasama. Semua tidak benar adanya, keperluan pilcaleg itu nyata kami gunakan uang pribadi kami tidak ada sangkut pautnya dengan anggaran desa. Silahkan kroscek kalau tidak percaya,” ujarnya.
Ia juga menambahkan sangat kesal dengan ulah beberapa rekan wartawan yang langsung menjustifikasi kalau seolah-olah dirinya melecehkan dan merendahkan profesi jurnalistik.
“Setelah adanya pemberitaan tersebut saya melakukan penelusuran. Wartawan dan medianya serta LSM Perak yang ternyata tidak ada yang jelas bahkan semua jaringan saya mengatakan tidak mengetahui LSM tersebut. Wartawan yang membuat berita juga rata-rata dari luar Sultra dan mereka juga setelah kami konfirmasi ke rekan-rekan wartawan Sulawesi Tenggara tidak mengenali satupun jurnalis yang melakukan pemberitaan tersebut”, ucapnya lebih lanjutnya.
“Mereka menelpon saya berkali-kali dan mengirim pesan lewat WA tetapi tidak saya gubris. Iya benar, mereka saya blokir karena tidak jelas media dan wartawannya, jadi buat apa saya tanggapi. Dengan teman-teman media saya akrab, Kalau tidak percaya silahkan konfirmasi dengan wartawan Sultra atau yang ada di Mubar”, tambahnya.
Ia mengakui, bahwa dirinya mantan jaringan kota Kendari, sehingga dirinya sangat paham akan pentingnya suatu media. Menurutnya, salah besar kalau dirinya dikatakan tidak bermitra atau bahkan memusuhi rekan-rekan wartawan.
“Dan satu lagi, jangan sampai kasus ipar saya kemudian dihubungkan dengan saya. Saya sampaikan, semuanya tidak ada hubungannya dengan saya. Jadi saya minta pada semua pihak yang terkait untuk tidak seenaknya. Selanjutnya kami akan bawa ranah ini ke jalur hukum, dalam waktu dekat akan kami laporkan ke Polda Sultra,” tutupnya.
Ditempat terpisah, Kades Defenitif Lasama, La Baali mengungkapkan, bahwa tidak ada permasalahan terkait penggunaan anggaran pembangunan gedung rerba guna. Semuanya sesuai prosedur dan telah diperiksa oleh inspektorat terkait.
“Saya Kaur Pemerintahan saat Pak Rahman Plt Kepala Desa Lasama, tidak ada yang dia manfaatkan. Apalagi inisiatif pembangunan gedung telah dibicarakan melalui Musrenbang desa dan sudah diperiksa inspektorat, jadi saya rasa lucu kalau ada yang mempermasalahkan. Kenapa tidak dari sebelum-sebelumnya”, terang La Baali.
‘Saya kaget juga tadi pagi pas disampaikan jika ada pemberitaan dugaan penyalahgunaan anggaran. Katanya ada wartawan dan LSM yang masuk di desa tetapi kenapa saya tidak pernah dengar dan ketemu mereka”, tambahnya.
Menurutnya dengan adanya gedung serba guna tersebut, membuat desa semakin hidup. Bahkan masyarakat desa bersyukur dengan adanya gedung serba guna yang dilengkapi fasilitas olahraga, sebab desa Lasama bisa meraih juara I untuk pertandingan sepak bola dan takraw antar desa di Kecamatan Tikep.
“Bisa jadi ini sengaja dan ada yang mengatur untuk menyerang pribadi pak camat sendiri,” ungkapnya.
Anggota BPD Lasama, Rahma mengungkapkan rasa kagetnya dan menyayangkan ulah segelintir orang yang sengaja membuat kegaduhan.
“Kenapa tidak dari sebelum-sebelumnya kalau memang ada indikasi penyalahgunaan anggaran. Kenapa nanti sekarang baru diberitakan. Selama ini tidak ada keluhan, dan masyarakat belum ada yang protes jika ada masalah penggunaan anggaran”, ungkapnya.
“Saya meminta kepada orang-orang tersebut jangan bikin gaduh, desa kami Lasama tenang dan tidak ada persoalan. Jadi jangan seenaknya berkoar-koar mengatasnamakan masyarakat kami,” ucapnya.
Ketua RT I Desa Lasama, La Mbato juga mengungkapkan jika tidak ada permasalahan yang terjadi bahkan sangat terbantu dengan adanya gedung serba guna tersebut.
“Pada saat pengerjaan melibatkan masyarakat, itu tempat dulunya kumuh tetapi setelah dikerjakan jadi ramai dan dimanfaatkan untuk rapat-rapat pemerintah desa. Tidak ada juga warga di lingkunganku yang protes. Kami sudah tenang jadi jangan ganggu kami lagi dengan pemberitaan palsu,” tandasnya.
Reporter : FAISAL
Editor : YA
Komentar