TEGAS.CO,. KENDARI – Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang cukup baik, sehingga angka harapan hidupnya juga semakin baik. Perlahan tapi pasti masalah lansia mulai mendapat perhatian pemerintah dan masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi logis terhadap berhasilnya pembangunan yaitu bertambahnya usia harapan hidup dan banyaknya jumlah lansia di Indonesia.
Dengan meningkatnya jumlah penduduk lansia, maka tidak memungkinkan lagi lansia berperan dalam pembangunan. Oleh karena itu lansia perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat sekitar.
Di Indonesia sendiri peningkatan proporsi populasi lansia tergolong sangat cepat, pada tahun 2000 jumlah lansia Indonesia sudah mencapai tiga kali lipat yakni menjadi 14,4 juta orang.
Pada tahun 2005 kondisi komposisi penduduk Indonesia telah berubah yang menjadikan penduduk lansia mencapai 7%, sedangkan ramalan pihak badan kesehatan dunia WHO bahwa penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang.
Berikut yang harus diperhatikan pada Lansia:
A. Prinsip Gizi Bagi Lansia
Prinsip gizi seimbang pada lansia, adalah memperhatikan variasi makanan, membatasi makanan yang meningkatkan kadar asam urat, memperbanyak buah dan sayur segar, cukup minum air putih, membatasi garam dan memilih tekstur dan citarasa makanan yang netral (tidak manis, asin, pedas) dan lembut.
B. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Asupan Gizi Lansia
- Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong.
- Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit.
- Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
- Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
- Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi.
- Penyerapan makanan di usus menurun.
C. Kebutuhan Gizi Seimbang Pada Lansia
Masalah gizi yang dihadapi lansia berkaitan erat dengan menurunnya aktivitas biologis tubuhnya. Konsumsi pangan yang kurang seimbang akan memperburuk kondisi lansia yang secara alami memang sudah menurun.
1. Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus.
2. Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.
3. Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = polyunsaturatedfatyacid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.
4. Karbohidrat dan Serat Makanan
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.
5. Vitamin dan Mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.
6. Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.
D. Pengaruh Status Gizi Terhadap Kesehatan Lansia
- Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung mengalami kegemukan/obesitas
- Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya cenderung kegemukan/obesitas
- Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan, akibatnya cenderung kegemukan/obesitas
- Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang kronis)
- Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur, daging) dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi klaori), hal ini menyebabkan lansia cenderung kegemukan/obesitas
- Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro
- Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia
- Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu makan yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati
- Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan makanan sendiri dan menjadi kurang gizi.
- Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan menurun dan menjadi kurang gizi
- Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya menjadi kurang gizi
E. Diet Pada Lansia
- Perhatikan Jadwal Konsumsi Buah-buahan Seperti yang kita ketahui bahwa ada banyak sekali jenis buah yang sangat baik dan dianjurkan untuk para manula. Konsumsi buah dua sampai tiga kali dalam sehari, akan memberi manfaat antioksidan dan mencegah sembelit.
- Konsumsi Telur Secara Rutin Putih telur yang terdapat didalam satu butir telur memiliki protein yang baik untuk memperbaiki sel-sel yang sudah usang didalam tubuh anda termasuk jaringan. Untuk para vegetarian, paneer yang terbuat dari susu rendah lemak ini bisa anda jadikan sebagai pengganti dari putih telur tersebut.
- Konsumsi Makanan Kecil Untuk menjalankan cara diet yang benar untuk orang tua usia lanjut, maka para lansia ini tidak harus mengonsumsi makanan besar setiap harinya, karena dengan makanan kecil yang sehat saja para manula ini sudah bisa mendapatkan energi yang baik dari makanan kecil tersebut.
- Perbanyak Makan Sayuran, Hindari Konsumsi Makanan Berpengawet. Sayuran segar tanpa pengawet dan agen pengental merupakan makanan yang sehat dan tentunya dapat memperbaiki serta menambah energi yang baik kedalam tubuh. Selain itu, untuk menjalankan diet sehat, para manula harus menjauhi makanan yang diawetkan atau makanan cepat saji supaya para manula pun bisa tetap sehat dalam menjalankan program diet tersebut.
Sehingga menyimpulkan Status nutrisi seseorang akan berpengaruh terhadap setiap system tubuh. Kebutuhan asupan kalori sehari-hari yang disarankan (Recommended Daily Allowance [RDA]) pada lansia yang berusia 65 sampai 75 tahun 2300 kkal. RDA untuk lansia di atas usia 75 tahun diturunkan menjadi 2050 kkal, konsumsi kalori dari karbohidrat kompleks yang diharuskan sebanyak 55 sampai 65% dan kurang dari 30% lemak, serta porsi sisanya adalah protein. Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut.
Sitti Agustina Solfia Suhufi (Mahasiswa Universitas Mandala Waluya)
Komentar