tegas.co, KENDARI, SULTRA – Komuditif sembilan bahan pokok (sembako) memang fulktuatif karena secara nasional, tetapi untuk di Sulawesi Tenggara (Sultra), kenaikan harga komuditif seperti cabai tidak terlalu tinggi.
Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Sultra, Muh. Ali mengungkapkan, harga cabai itu sangat di pengaruhi oleh musim. “Sekarang ini memang secara nasional harga-harga lagi pada naik, tetapi kalau kita di Sultra alhamndulilah tidak terlalu tinggi,” ungkap Muh Ali, saat ditemui diruang kerjanya, Selasa (10/01/2017).
Muh Ali menuturkan, cabe rawit harganya 60 ribu per kg, beda dengan di jawa sampai harga 100 ribu per kg. “Jadi memang ada kenaikan karena itu faktor musim dan memang cabe ini cepat skali rusak jadi sesekali habis atau sekali banyak. Kalau sekali banyak kan harga langsung turun beda dengan sekali habis itu harga pasti akan naik,” tuturnya.
Dikatakannya, sangatlah beda dengan harga konsumsi lain seperti beras, untuk tahun 2016 harga beras itu normal karena Sultra merupakan penghasil, jadi walaupun ada kenaikan tapi tidak sebesar seperti kenaikan di daerah jawa.
“Staf saya itu setiap hari akan melakukan pemantauan harga. Jadi secara nasional 2016 komuditi kita itu alhamndulilah komuditi barang pokok penting sesuai perpres itu beras dan lain-lainnya itu cenderung normal. Kecuali memang dua ini yakni bawang sama cabe,” ucapnya.
Muh Ali menjelaskan, pasokan cabai di sultra itu banyak yakni ada dari Duri Asih, Konawe, Konawe Selatan, dan bahkan ada dari kabupaten Muna. Lanjutnya, dengan kemajuan pembangunan infrakstruktur jalan dan transportasi sudah bagus. Duri Asih cepat, raha dekat apalagi kabupaten konawe selatan
“Kami akan bentuk Tim pengendalian inflasi daerah, ini merupakan peran disperindag pro vinsi maupun kabupaten. Kita bersatu melakukan operasi pasar murah. Selain pemantauan harga, disperindag juga melakukan operasi pasar,” pungkasnya.
Muh. Ali menguraikan, setiap hari itu, staff kami melakukan pemantauan di Lima pasar yang ada dikota Kendari. Diantaranya
Pasar baruga, pasar panjang, pasar andonuhu, pasar kota, pasar mandonga. Kemudian kita akumulasi di lima pasar itu dan kami olah di kantor.
“Tiap hari kita kirim ke jakarta. Paling lambat jam 2 kita sudah kirimkan datanya. Melakukan perkembangan harga barang pokok penting, sesuai dengan peraturan presiden,” tukasnya.
EDI SAFRAN / MAN