tegas.co., KOLAKA, SULTRA – Puluhan warga Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) Sulawesi Tengara (Sultra) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD dan Kantor Bupati Koltim, Selasa (18/12/2018).
Unjuk rasa dilakukan lantaran warga kecewa terhadap lembaga DPRD yang tak lagi pro dengan kepentingan warga, meski adanya beberapa kebijakan Pemda Koltim yang tidak mengedepankan kepentingan masyarakat luas, sehingga terksesan sewenang-wenang.
Awalnya warga memulai aksi mereka di depan Gedung DPRD Koltim dan langsung melempari plan Kantor DPRD menggunakan tomat dan telur busuk.
Hal ini merupakan bentuk kekecewaan warga terhadap lembaga DPRD Koltim, sebab selama ini mereka menduga adanya oknum anggota DPRD yang terlibat langsung dengan pekerjaan proyek.
Sehingga DPRD dinilai tak lagi pro terhadap kepentingan warga Koltim, meski terdapat beberapa kebijakan pemerintah setempat yang tidak mengedepankan kepentingan masyarakat di daerah itu.
Seharusnya lembaga DPRD memfasilitasi warga dengan Pemda Koltim guna menyelesaikan setiap persoalan, bukan malah memihak kepada pemerintah lantaran sudah mendapatkan proyek dari Pemda Koltim.
Kemudian massa melanjutkan aksinya di kawasan perkantoran Kabupaten Koltim. Lagi-lagi massa membakar ban dan keranda mayat sebagai bentuk mati surinya aparat penegak hukum di kolaka dan Kolaka Timur. Sebab, selama ini beberapa kasus yang ada tidak jelas arah penyelesaiannya.
Menurut kordinator aksi, Sudirman Baso, ada beberapa hal yang menjadi keluh kesah warga dalam aksi tersebut, yakni duagaan adanya pejabat di Pemda Koltim yang memiliki lebih dari satu jabatan, belum adanya rencana RT RW, dugaan adanya penyalahgunaan kawasan strategis Nasional (Rawa Tinondo), dugaan adanya penyalahgunaan APBD dan PLTHM, dan tidak adanya dukungan Pemda terhadap pemuda Koltim yang memiliki bakat tentang dunia olah raga.
Sehingga warga mendesak, agar penegak hukum menyelesaikan kasus-kasus yang ada di Koltim, mendesak DPRD menjalankan tugas dan fungsinya sesuai Undang-Undang, serta mendesak Bupati Koltim, Tony Herbiansyah untuk menyediakan sarana dan prasarana olah raga.
Diketahui, Aksi ini merupakan kali kedua dan warga mengancam, jika tidak ada realisasi dalam waktu dekat, mereka akan melakukan aksi serupa dengan jumlah massa yang lebih besar.
KONTRIBUTOR: AS LAN
PUBLISHER: SALAMUN SOFIAN