Butur 2020: Yang Lama, Yang Sekarang Atau Yang Baru?

Butur 2020: Yang Lama, Yang Sekarang Atau Yang Baru?
Hasruddin Jaya.

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak rencananya akan digelar pada 2020 mendatang. Di Sulawesi Tenggara (Sultra), ada 7 Kabupaten yang akan menggelar Pilkada.

Dari 7 Kabupaten tersebut, Buton Utara (Butur) adalah salah satu dari daerah di Sultra yang akan menggelar Pilkada serentak pada 2020 mendatang.

Jadi tidak mengherankan bila beberapa nama telah banyak disuguhkan di publik sebagai bakal calon Bupati Buton Utara pada Pilkada 2020.

Dari beberapa nama tersebut, ada tiga nama yang mulai menguat di publik. Pertama, Ridwan Zakaria (Mantan Bupati Buton Utara), Kedua, Abu Hasan (Bupati Buton Utara saat ini) dan yang ketiga, Aswadi Adam (Pendatang Baru).

Selain tiga nama diatas, ada beberapa nama lain yang juga santer disebut-sebut sebagai bakal calon Bupati Buton Utara pada Pilkada 2020 mendatang. Sebut saja Ramadio, Fahrul Muhammad, Rukma Basri, Josri, Diwan, Muhammad, Afiruddin Matara, Muliadin Salenda dan Ahali.

Tetapi intensitas pembicaraan publik tidak begitu ramai seperti tiga nama di atas yang disebut sebelumnya. Namun bukan tidak mungkin mereka juga akan disebut dengan intens seperti tiga nama yang lain, semua tergantung bangunan isu, strategi dan manufer politik masing-masing dihari mendatang.

Kenapa tiga mama yang ramai disebut-sebut oleh publik.? Berikut urain singkatnya.

Ridwan Zakariah

Ridwan Zakariah adalah mantan Bupati Buton Utara Periode 2010-2015. Sebelum menjadi Bupati Buton Utara, ia perna menjadi Pelaksa Jabatan (PJ) Bupati Kabupaten Buton Utara.

Pada 2015 lalu ia kembali mencalonkan diri sebagai Bupati Buton Utara. Saat itu ia tampil sebagai petahana melawan Abu Hasan. Namun sayangnya rakyat tidak menghendaki Ridwan Zakariah untuk terpilih kembali.

Saat ini, jelang Pilkada 2020 nama Ridwan Zakariah kembali disebut lagi. Berdasarkan dialog interaktif yang saya lakukan diberapa Desa/Kelurahan di enam kecamatan, nama Ridwan Zakariah cukup ramai disebut-sebut dan diharapakab oleh masyarakat untuk kembali tampil pada Pilkada 2020.

Namun saya ingin mengatakan bahwa nama Ridwan Zakariah kembali disebut-sebut dan diharapkan untuk kembali oleh masyarak Buton Utara tidak lain dan tidak bukan karena dipengaruhi oleh kurang puasnya masyarakat terhadap pemerintahan saat ini yang dipimpin oleh Abu Hasan.

Menurut saya, ketidak puasan tersebut kemudian melebar dengan mulai membanding-bandingkan kinerja dan capaian antara pemerintahan Ridwan Zakariah dan Abu Hasan.

Hasilnya sebahagian dari masyarakat kembali mengharapkan Ridwan Zakariah untuk tampil dan memimpin kembali Kabupaten Buton Utara.

Terlepas dari itu, karismatik Ridwan Zakariah juga dalam kepemimpinan menjadi alasan kuat beliau kembali disebut-sebut oleh masyarakat.

Selain itu, orang-orang fanatik Ridwan Zakariah dalam Pilkada 2015 lalu sebahagian besar masih konsisten mengharap agar Ridwan Zakariah tampil kembali sebagai Calon Bupati Buton Utara 2020. Dan beberpa pendukung Abu Hasan pada 2015 lalu juga mengharap demikian.

Abu Hasan

Abu Hasan adalah Bupati Buton Utara saat ini. Ia terpilih pada Pilkada 2015 lalu melawan sang petahana Ridwan Zakariah.

Sebelum terpilih menjadi Bupati, Abu Hasan perna mencalokan diri sebagai Wakil Bupati Buton Utara melawan Ridwan Zakariah pada Pilkada 2010 lalu. Namun saat itu rakyat belum menghendaki Abu Hasan.

Saat ini, jelang Pilkada 2020 nama Abu Hasan kembali disebut-sebut. Berdasarkan dialog interaktif yang saya lakukan diberapa desa/kelurahan di enam kecamatan, nama Abu Hasan masih santer disebut-sebut sebagai kandidat kuat dalam Pilkada 2020 mendatang.

Namun saya ingin mengatakan bahwa nama Abu Hasan santer disebut-sebut tidak lain dan tidak bukan karena beliau berposisi sebagai petahana.

Capaian-capain Abu Hasan dalam memimpin Buton Utara kurang lebih 4 Tahun menjadikan ia tidak hanya dibicarakan di daerah sendiri, tapi juga di Nasional dan Internasional lewat program unggulan ‘Padi Organik’ yang sudah mendunia.

Selain itu, posisi Abu Hasan sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Sulawesi Tenggara yang terpilih pada bulan Juli lalu membuat beliau ramai disebut-sebut sebagai kandidat kuat yang perlu diperhitungkan oleh masyarakat dan kandidat lain.

Terlepas dari itu, sistem politik yang dimiliki oleh Abu Hasan yang tersebar di tiap-tiap Desa/Kelurahan dan capaian selama di pemerintahan menjadi alasan kuat beliau santer disebut-sebut dan layak diperhitungkan.

Aswadi Adam

Aswadi Adam adalah seorang anak muda potensial asal Buton Utara yang menapaki karir diluar Kabupaten Buton Utara. Dikabarkan beliau adalah seorang kepala Bank.

Nama Aswadi Adam mulai menghebohkan seantero masyarakat Buton Utara saat beliau menghadirkan penyayi Dangdut Fildan Cs di Kabupaten Buton Utara dalam acara pernikan adiknya.

Tidak berhenti sampai disitu, kehebohan yang dihadirkan oleh Aswadi Adam terus berlanjut dengan Gerakan Masyarakat Peduli Buton Utara (GEMPUR) yang bergerak di wilayah-wilayah sosial yang tumbuh subur dan diterima baik oleh masyarakat.

Berawal dari situlah nama Aswadi Adam mulai disebut-sebut dan dikait-kaitkan sebagai kandidat di Pilakada Buton Utara pada 2020 mendatang.

Berdasarkan dialog interaktif yang saya lakukan diberapa Desa/Kelurahan di enam kecamatan, nama Aswadi Adam mulai ramai disebut-sebut sebagai penantang baru dalam bursa pemilihan Bupati Kabupaten Buton Utara pada 2020.

Namun saya ingin mengatakan bahwa nama Aswadi Adam santer disebut-sebut oleh masyarak tidak lain dan tidak bukan karena wadah GEMPUR yang terus aktif turun menyerap aspirasi masyarakat dan beberapa kegiatan sosial yang menyentuh kehidupan masyarakat banyak.

Selain itu, manufer politik Aswadi Adam di beberapa Partai Politik yang terbilang cukup terbuka menjadikan ia tidak henti-hentinya disebut-sebut oleh masyarakat sebagai bakal calon Bupati Kabupaten Buton Utara pada Pilkada 2020.

Terlepas dari itu, kemudaan Aswadi Adam menjadi daya tarik dalam mempengaruhi psikologis pemilih di Buton Utara yang didominasi oleh kaum muda millenial.

Sistem GEMPUR yang sudah terbentuk ditiap-tiap Desa/Kelurahan yang ada di Kabupaten Buton Utara menjadi salah satu alasan kuat Aswadi Adam disebut-sebut sebagai penantang baru yang tidak bisa dianggap remeh dalam Pilkada Buton Utara 2020 mendatang.

Dan tanpa mengecilkan beberapa nama lain yang juga santer disebut-sebut oleh masyarakat seperti Ramadio, Fahrul Muhammad, Rukma Basri, Josri, Diwan, Muhammad, Afiruddin Matara, Muliadin Salenda dan Ahali. Maka kita juga ingin mengupas dengan singkat nama-nama tersebut secara umum.

Ramadio, Fahrul Muhammad, Rukma Basri, Josri, Diwan, Muhammad, Afiruddin Matara, Muliadin Salenda dan Ahali adalah beberapa nama yang sudah cukup akrab dikenal oleh masyarakat Buton Utara.

Selain itu, bangunan dari sistem sosial yang dimiliki oleh beberapa nama tersebut sudah terbangun ditiap-tiap Desa/Kelurahan yang ada di Kabupaten Buton Utara.

Saya ingin katakan bahwa politik itu ‘Enjuri Teme’, belum ada kata terlambat untuk membangun basis sosial di masyarakan dan membangun manufer politik di beberapa partai.

Tentunya nama-nama ini akan ramai dibicarakan seperti tiga nama sebelumnya (Ridwan Zakariah, Abu Hasan dan Aswadi Adam) bila nama-nama tersebut (Ramadio, Fahrul Muhammad, Rukma Basri, Josri, Diwan, Muhammad, Afiruddin Matara, Muliadin Salenda dan Ahali) mulai aktif hadir ditengah-tengah masyarakat dan membangun manufer politik kepada partai dengan terbuka sebagai calon Bupati Buton Utara pada 2020 mendatang.

Selanjutnya suguhan-suguhan politik masih akan terus tersaji di publik, walaupun terkadang menarik namun kadang-kadang juga menjemukkan. Yang Lama, Yang Sekarang atau Yang Baru? Suguhannya tentu akan berputar-putar disitu.

Menurut saya, nama-nama tersebut diatas tentu tidak akan tinggal diam. Masih banyak hal yang dapat dilakukan disenggang waktu yang tersisa, seperti mengairi semut yang berada di sarangnya begitu.

‘Yang Baru’ tentu akan bekerja cukup keras dalam mengakat dan meningkatkan popularitas dan elektabilitas kefiguran, lebih-lebih dalam menyakinkan pemilih.

Sedangkan ‘Yang Lama’ dan ‘Yang Sekarang’ tentunya sudah cukup populer, tetapi ‘Yang Lama’ dan ‘Yang Sekarang’ tetap perlu berbuat semaksimal mungkin untuk terus meningkatkan dan menjaga elektabilitas kefiguran.

Terlepas dari itu semua, politik itu bersifat dinamis. Selebihnya akan ditentukan oleh bangunan isu, strategi dan manufer politik serta pendekatan sosial dari beberapa nama yang disebut-sebut diatas.

HASRUDDIN JAYA

Komentar