Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Berita UtamaSultra

500 TKA Tiongkok Diganti Tenaga Kerja Lokal

1386
×

500 TKA Tiongkok Diganti Tenaga Kerja Lokal

Sebarkan artikel ini
Suasana rapat paripurna DPRD Sultra terkait pembahasan rencana kedatangan 500 TKA Tiongkok ke Sulawesi Tenggara FOTO: tegas.co

TEGAS.CO., SULAWESI TENGGARA – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tenggara (Sultra), H. Herry Asiku, SE meminta agar rencana kedatangan 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) Tiongkok di  wilayah Sultra sekiranya diganti dengan tenaga kerja lokal.

Hal ini disampaikan saat rapat paripurna pembahasan rencana kedatangan 500 TKA Tiongkok tersebut belum lama ini.

Herry Asiku menilai, rencana kedatangan 500 TKA Tiongkok tersebut melukai hati masyarakat Sulawesi Tenggara.

Pasalnya, kondisi Covid 19 ini banyak tenaga kerja lokal di rumahkan, bahkan diberhentikan dari perusahaan tempat kerja mereka.

“Untuk itu kami menolak rencana kedatangan 500 TKA tersebut. Kami usulkan diganti dengan tenaga kerja lokal, sebab skill tenaga kerja kita dapat diandalkan,” pinta Herry Asiku saat rapat paripurna berlangsung.

Ketua DPD Golkar provinsi Sulawesi Tenggara ini mengungkapkan, saat ini warga tengah berjuang melawan wabah Corona. Mereka dilarang untuk bepergian, namun pemerintah justru mendatangkan 500 TKA Tiongkok.

Rapat dipimpin Ketua DPRD Sultra, H. Abdurrahman Shaleh, turut hadir, Wakil Ketua 1, Herry Asiku, Wakil Ketua II, Muh. Endang dan Wakil ketua III, Nur salam Lada.

Tonton video rapat paripurna DPRD Sultra

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=3564730913541959&id=100000152575621

Usulan pergantian tenaga kerja lokal dan penolakan rencana kedatangan 500 TKA Tiongkok untuk bekerja di salah satu perusahaan pemurnian ore nikel di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara mendapat dukungan dari fraksi golkar di DPRD Sultra.

Tak hanya fraksi golkar, fraksi lainnya pun turut menolak kedatangan 500 TKA Tiongkok ke Sulawesi Tenggara.

Bahkan Ketua DPRD Sultra, Abdurrahman Shaleh siap memimpin massa untuk menolak rencana kedatangan 500 TKA Tiongkok itu.

REDAKSI