Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
HukumOpiniTegas.co Nusantara

Demokrasi Sekuler VS Ideologi Islam

1137
×

Demokrasi Sekuler VS Ideologi Islam

Sebarkan artikel ini
Nursyam (Anggota MT Khairunnisa Bal-Tim)

TEGAS.CO., NUSANTARA – Orang-orang Yahudi tidak akan pernah senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka. (TQS Al-Bakarah 120). Ayat Alquran tersebut nyata terjadi. Bahwa sampai saat ini kaum kafir terus menunjukkan sikap kebenciannya kepada syariat dan umat Islam.

Terbukti baru-baru ini sebuah cuitan dari akun Twitter Deutsch Welle (DW) Indonesia (25/09/2020) yang menuliskan. “Apakah anak-anak yang dipakaikan jilbab itu memiliki pilihan atau apa yang Ia ingin lakukan”. (25/09/2020). Pun pendapat dari salah seorang psikolog yang diwawancarai oleh DW juga mengatakan kekhawatirannya atas permasalahan yang akan ditimbulkan dikemudian hari, sebab bisa jadi mereka kebingungan apakah dengan berpakaian begitu berarti dia punya batasan tertentu untuk bergaul. (pikiranrakyat26/09/2020).

Cuitan tersebut kembali menyinggung pakaian yang disyariatkan dalam Islam. Mereka ingin membentuk pemikiran umat, dengan memberikan gambaran akan akibat buruk yang dikhawatirkan dialami oleh anak di masa perkembangannya, padahal sesungguhnya apa yang mereka lakukan adalah upaya untuk mengajak umat Islam agar mau mengikuti pemikiran barat yaitu pemikiran sekuler, menjalani kehidupan dengan bebas. Pemahaman barat tersebut yakni memisahkan agama dari kehidupan.

Sejatinya mereka tidak akan pernah ridho sebelum umat Islam mengikuti agama mereka juga seluruh pemahaman mereka. Serangan opini mengenai kekhawatiran mereka pada perkembangan anak yang dipakaikan jilbab sejak dini, itu hannyalah sebuah upaya untuk menggeser pemikiran umat Islam kepada pemikiran sekuler.

Padahal dampak buruk dari pemahaman sekuler ini sanggatlah berbahaya bukan hanya pada generasi muslim tapi juga seluruh manusia terutama bagi kalangan remaja, paham sekuler sangat mudah menjalar kedalam mental anak anak muda, yang akhirnya menjadi budak kesenangan dunia, yang pasti akan melalaikan urusan agamanya. Sehingga tidak mengherankan bila mereka kebanyakan melakukan perilaku menyimpang, seperti seks bebas, perzinaan, narkoba dan sebagainya. Itu semua merupakan hasil dari pemahaman sekuler yang menghilangkan peran agama dalam mengatur kehidupan, sehingga menghasilkan kaum remaja yang miskin moral dan akhlak.

Harusnya sebagai umat Islam menolak segala bentuk upaya propaganda mereka yang ingin menyudutkan syariat Islam. Begitu pun sikap sebagai pemimpin Indonesia yang penduduknya mayoritas Islam, seharunya tidak memberi ruang untuk menyebarkan paham mereka.

Umat Islam telah meyakini bahwa agama Islam sebagai satu satunya Agam yang benar. Agama yang istimewa, sebab hanya Islam yang memiliki peraturan yang sempurna dan paripurna dalam mengatur kehidupan manusia, termasuk bagaimana cara untuk memahamkan ketaatan anak sejak dini. Adapun para orang tua yang membiasakan anaknya untuk memakai jilbab bukanlah sebuah bentuk paksaan sebab hal itu disertai dengan penjelasan mengenai syariat di dalam Islam, yang nantinya menimbulkan rasa keimanan anak sehingga kelak mereka akan memiliki rasa ketaatan kepada penciptanya yakni Allah SWT.

Bahwa ketaatan kepada setiap syariat Allah akan mendatangkan keberkahan dunia dan keselamatan di akhirat kelak. Namun untuk menjalankan syariat secara kaffah dalam sistem sekuler adalah sesuatu yang mustahil, sehingga tak ada pilihan lain bagi umat Islam kecuali menegakkan sistem Islam sebagai ideologi, sebab hanya dengan ideologi Islam yang mampu menerapkan peraturan Islam secara keseluruhan untuk dijalankan oleh setiap umat Islam.

Sistem Islam menjaga, menjauhkan anak-anak dari paparan informasi rusak dan merusak, seperti kekerasan dan pergaulan bebas. Islam mencegah semua sumber pembodohan, serta berita yang memanipulasi. Islam selain memiliki sepaket peraturan yang komplit juga memiliki sanksi sebagai bagian dari syariat yang dilaksanakan dengan sempurna demi menjaga manusia dari kehancuran.
Wallahu a’lam bis howab.

Penulis: Nursyam (Anggota MT Khairunnisa Bal-Tim)
Editor: H5P