Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Berita UtamaKendariPendidikan

Perbedaan Sekolah Umum dan SLB

3449
×

Perbedaan Sekolah Umum dan SLB

Sebarkan artikel ini
Kepala SLB Kusuma Bangsa Kendari, Ninis Sudarwati

TEGAS.CO,. KENDARI – Mungkin kita sering mendengar sekolah umum dan sekolah luar biasa (SLB). Namun kita kurang mengetahui pengertiannya atau kita hanya mengenal salah satu saja namun tidak mengerti yang lainnya.

Mengutip dari berbagai sumber, Sekolah umum atau biasa juga disebut sekolah regular adalah pendidikan tingkat dasar ataupun menengah yang berfokus pada perluasan pengetahuan bagi peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Sekolah ini bisa berbentuk SD (sekolah dasar), SMP (sekolah menengah pertama) dan SMA (sekolah menengah atas). Pada sekolah ini umumnya tidak terdapat program khusus di dalamnya.

Salah satu tenaga pendidik di SLB Kusuma Bangsa Kendari sedang melakukan aktivitas belajar mengajar

Sedangkan SLB atau biasa disebut sekolah khusus merupakan sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan anak berkebutuhan khusus baik tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, autis, dan kekhususan lainnya agar menjadi pribadi yang mandiri sesuai potensinya.

Di sekolah ini materinya berbeda dengan sekolah umum dimana bersifat akademik fungsional untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian di SLB anak dilatih supaya nantinya bisa mandiri sesuai dengan potensinya yang ada.

Salah satu contoh SLB di Sultra adalah SLB Kusuma Bangsa yang berlokasi di Kota Kendari.

Menurut Kepala SLB Kusuma bangsa, Ninis Sudarwati kurikulum pembelajaran tetap mengikuti secara umum, namun tetap disesuaikan dengan kondisi anak.

“Guru punya hak untuk mengembangkan sendiri sesuai dengan kebutuhan si anak, namun tetap dengan panduan dari kurikulum,” kata Ninis saat diwawancarai bulan Maret 2022.

Proses belajar mengajar di SLB Kusuma Bangsa

Ninis menjelaskan, setiap tenaga pendidik di SLB Kusuma Bangsa harus memiliki kreatifitas untuk mengembangkan sistem pembelajaran sesuai kebutuhan siswa.

“Makanya, sebelum mengajar, gurunya itu harus mengetahui dulu kekurangan dari kelebihan dari siswanya itu,” kata Ninis.

Setelah mengetahui, lanjut Ninis, maka dibuatkan media pembelajaran, RPP, modul dan metode penilaiannya.

“Itu untuk semua jenjang, mulai dari tuna rungu, daksa, netra, sampai autis,” lanjutnya.

“Itulah bedanya dengan sekolah umum, kalau di sini (SLB) harus dilakukan dulu assessment terhadap para siswa. Kalau umum kan, kita sudah tau tinggalkan diarahkan mau belajar apa,” jelas Ninis lagi.

Terima kasih