TEGAS.CO., KENDARI – Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebutkan bauran energi terbarukan di Sultra tahun 2023 baru mencapai 5 persen. Target tersebut masih di bawah nasional sebesar 23 persen.
“Itulah target kami 5 persen, memang target kami termasuk kecil karena target nasional 23 persen,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Energi Baru Terbarukan Dinas ESDM Sultra Dewi Rosaria Amin, Senin (29/10/2024).
Dewi menjelaskan kenapa target bauran energi terbarukan di bawah nasional karena Provinsi Sultra adalah daerah tambang nikel sehingga tumbuh beberapa industri pengolahan nikel yang membutuhkan sumber energi yang besar melalui Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ditenagai Batubara.
“Kenapa? Karena begitu ada kebijakan peningkatan nilai tambah itu kan sudah diprediksi bahwa kita sebagai penghasil nikel maka tumbuh industri-industri pengolahan nikel, maka industri pengolahan itu pasti membutuhkan energi yang besar dan kecenderungannya pasti akan menggunakan PLTU,” jelasnya.
Di sisi lain kata Dewi, hampir sebagian besar energi listrik di Sultra ditopang PLTU Nii Tanasa Kendari dan PLTU Kendari 3 DSSP Power. Kondisi ini memang menjadi pekerjaan rumah Pemerintah Provinsi Sultra bagaimana menaikkan target penggunaan bauran energi terbarukan.
“Sebenarnya kalau untuk Sultra sendiri yang harus dilihat transisi energi itu sebenarnya digenjot bagaimana pembangkit-pembangkit energi fosil ini ditransisi berubah menjadi energi yang terbarukan,” jelasnya.
Dewi juga mengatakan bahwa Sultra potensi energi terbarukan terdiri dari energi surya, biomassa, dan hidrolistrik walaupun kapasitasnya tidak sebesar PLTU.
Dia menyebutkan, periode tahun 2023 ada 10.449 unit pembangkit energi terbarukan telah dibangun di Sultra dengan total kapasitas sebesar 27.595,35 Kilowatt (KW). Ia mengatakan, fasilitas tersebut di beberapa Kabupaten yaitu Konawe Selatan, Bombana, Muna, dan Muna Barat.
Dewi menambahkan, proyek bauran energi terbarukan dalam bentuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 40 Kilowatt Peak (KWP) akan dibangun di Pulau Wisata Labengki, Kabupaten Konawe Utara melalui APBN.
Redaksi
Komentar