RSJ Sultra Usulkan Bank Darah untuk Perkuat Layanan Kesehatan

RSJ Sultra Usulkan Bank Darah untuk Perkuat Layanan Kesehatan
Direktur RSJ Sulawesi Tenggara, Dr. dr. Putu Agustin Kusumawati, M.Kes,

TEGAS.CO, SULAWESI TENGGARA – Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengusulkan pembangunan Bank Darah guna meningkatkan status rumah sakit dari Tipe B Khusus menjadi Tipe A Khusus. Keberadaan Bank Darah ini dinilai penting untuk menunjang layanan kesehatan di luar spesialisasi kejiwaan.

Direktur RSJ Sulawesi Tenggara, Dr. dr. Putu Agustin Kusumawati, M.Kes, menjelaskan bahwa meskipun rumah sakit ini memiliki fokus pada kesehatan jiwa, sekitar 40 persen layanan yang diberikan juga mencakup penanganan penyakit lain, termasuk bedah anak.

Dalam beberapa kasus, pasien yang menjalani tindakan medis tertentu membutuhkan transfusi darah, sehingga keberadaan Bank Darah akan memudahkan akses terhadap stok darah yang dibutuhkan.

“Jika ada pasien yang harus menjalani transfusi, kami tidak perlu lagi mengambil darah dari KPNI (Kantor Palang Merah Indonesia) yang lokasinya jauh. Dengan adanya Bank Darah, kami bisa langsung menyiapkan darah yang dibutuhkan, bahkan bisa meminta donor dari staf atau keluarga pasien secara langsung,” kata dr. Putu Agustin Kusumawati, Senin (3/2/2025).

Menurutnya, Bank Darah merupakan perpanjangan tangan dari PMI. Oleh karena itu, diperlukan sejumlah alat medis, termasuk kulkas penyimpanan darah, agar donor bisa dilakukan langsung di rumah sakit.

Saat ini, RSJ Sulawesi Tenggara belum memiliki fasilitas donor darah karena membutuhkan ruang khusus dengan standar tertentu, tenaga medis yang kompeten, serta alat kesehatan yang memadai.

RSJ Sultra Usulkan Bank Darah untuk Perkuat Layanan Kesehatan
Plan layanan kesehatan RS Jiwa Sulawesi Tenggara

“Kami baru menyiapkan laboratorium, tetapi Bank Darah sendiri belum ada. Sejauh ini, juga belum ada pasien yang dirawat oleh dokter penyakit dalam yang membutuhkan transfusi karena belum tersedia ruangan khusus untuk pasien non-jiwa,” jelasnya.

Terkait anggaran, dr. Putu menyebutkan bahwa pembangunan Bank Darah bisa menggunakan dana APBD. Jika gedung yang ada hanya perlu direhabilitasi, maka dana yang dibutuhkan tidak terlalu besar.

Namun, saat ini pihak rumah sakit masih memprioritaskan pembangunan gedung Napza untuk tahun ini sebelum mengajukan usulan Bank Darah ke Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat pada tahun depan.

“Kami sudah bekerja sama dengan PMI, tetapi sejauh ini belum ada pasien yang membutuhkan layanan tersebut. Ke depan, kami akan mengusulkan pembangunan Bank Darah baik ke Pemprov maupun ke Pusat, agar layanan kesehatan di RSJ semakin optimal,” pungkasnya.

PENULIS: AMRAN SOLASI

PUBLISHER: MAS’UD

Komentar