Wali Kota Kendari Resmikan Pembangunan Perpustakaan Modern

IMG 20250517 WA0011 1
Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran, saat meletakkan batu pertama pembangunan Gedung Layanan Perpustakaan Umum Kota Kendari di kawasan Bumi Praja II, Sabtu (17/5/2025). Dok. Foto Istimewa

TEGAS.CO., KENDARI – Komitmen Pemkot Kendari dalam meningkatkan budaya literasi akhirnya diwujudkan melalui peletakan batu pertama pembangunan Gedung Layanan Perpustakaan Umum Kota Kendari oleh Wali Kota Siska Karina Imran, Sabtu (17/5/2025), bertepatan dengan HUT ke-45 Perpustakaan Nasional RI.

Kegiatan ini berlangsung di kawasan Bumi Praja II. Pembangunan gedung senilai Rp9,825 miliar yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Perpusnas RI ini ditargetkan selesai pada 3 Desember 2025 dan dikerjakan oleh CV Rayhan Raya selama 210 hari kalender.

Klik bennernyaE-katalog tegas.co v6 tahun 2025

Dalam sambutannya, Wali Kota menegaskan bahwa perpustakaan harus menjadi ruang publik yang inklusif dan ramah untuk semua kalangan.

“Kita harus menjadikan perpustakaan sebagai pusat pertemuan masyarakat yang melahirkan gagasan, pengetahuan, dan inovasi tanpa memandang latar belakang,” ujar Siska.

Siska juga menekankan bahwa rendahnya budaya membaca tidak boleh dibiarkan menjadi hambatan dalam pembangunan SDM.

Menurutnya, perpustakaan perlu bertransformasi menjadi pusat pembelajaran dan literasi digital yang adaptif.

Kepala Dinas Perpustakaan Kota Kendari, Andi Dajeng, menambahkan bahwa pembangunan ini menjawab kebutuhan masyarakat terhadap akses informasi berkualitas.

“Gedung ini tidak hanya menjadi tempat penyimpanan buku, tapi juga pusat inovasi, kegiatan komunitas, dan literasi sepanjang hayat,” jelasnya.

Bangunan ini dirancang inklusif, menghadirkan ruang baca anak, ruang lansia, audiovisual, referensi, koleksi umum hingga co-working space untuk generasi muda.

Langkah ini patut diapresiasi sebagai strategi membangun peradaban berbasis literasi.

Namun, harapannya, pembangunan ini tidak hanya berhenti pada infrastruktur fisik, tetapi juga dibarengi dengan penguatan konten, peningkatan koleksi berkualitas, dan pelatihan pustakawan yang profesional.

Literasi tidak tumbuh dari bangunan semata, melainkan dari konsistensi program dan kemauan politik yang kuat.

Komentar