
KENDARI, TEGAS.CO – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andi Sumangerukka, secara tegas memerintahkan jajarannya untuk membebaskan dan memulangkan mahasiswa asal Sultra yang dilaporkan ke pihak kepolisian di Jakarta. Ia juga meminta laporan polisi terhadap mahasiswa tersebut segera dicabut.
Perintah tersebut disampaikan Gubernur menyusul laporan dari stafnya mengenai insiden yang menimpa para mahasiswa tersebut.
“Saya sudah memerintahkan. Mulai tadi malam, waktu saya dilaporkan sama staff, saya memerintahkan bahwa tidak boleh ada satupun yang menginap di kantor polisi. Segera pulangkan, malam itu,” tegas Andi Sumangerukka dalam pernyataannya, Jumat (10/10/2025).
Lebih lanjut ia menegaskan, “Nah, terus masalah laporan itu, saya sudah sampaikan juga. Dan memerintahkan untuk segera mencabut.”
Tonton video tiktok tegas.co di bawah ini 👇👇👇👍
Komitmen Bangun Asrama Mahasiswa di Berbagai Kota
Di kesempatan yang sama, Gubernur juga menanggapi pertanyaan mengenai rencana pembangunan asrama mahasiswa (mes) pada tahun 2026.
Ia menyatakan komitmennya untuk membangun asrama tidak hanya terpusat di Jakarta, tetapi juga di kota-kota lain yang menjadi tujuan rantau mahasiswa Sultra.
“Kita akan bangun mes, bukan hanya cuma di Jakarta. Anda tahu mahasiswa kita ada tersebar di mana? Di semua, ada di Jogja, di Surabaya,” ujarnya.
Andi Sumangerukka mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi sejumlah asrama mahasiswa Sultra yang tidak layak.
Ia menceritakan pengalamannya melihat langsung kondisi yang memprihatinkan.
“Pernah nggak Anda datang ke Jogja, melihat yang di Jogja bagaimana sengsara itu? Saya pertama datang, itu yang di Makassar, lihat mesnya aja kayak begitu. Coba, kira-kira Anda lihat itu, layak nggak?” tuturnya.
Tantangan Anggaran dan Skala Prioritas
Meski berkomitmen, Gubernur mengakui adanya kendala anggaran. Ia menjelaskan bahwa anggaran untuk tahun 2026 sudah dialokasikan, sehingga diperlukan langkah khusus.
“Pemerintah, kita lihat anggarannya. Tapi sebenarnya saya datang, anggaran ini sudah di alokasikan ke masing-masing. Saya sudah tidak bisa lagi melakukan ini, hanya merevisi-merevis saja,” jelasnya.
Sebagai solusi, pembangunan asrama baru akan diusulkan melalui mekanisme Perubahan Anggaran. “Kalau ini kita kan perubahan, ya kan pasti asas perwita (asas permulaan),” tambahnya.
Untuk menentukan prioritas, Pemerintah Provinsi Sultra akan melakukan pendataan. Pembangunan akan difokuskan pada kota dengan populasi mahasiswa terbesar dan asrama dengan kondisi paling rusak.
“Saya akan mendata, gimana sih yang paling banyak? Ya, yang paling banyak nanti akan kita bangun. Dan paling rusak, begitu. Jadi, enggak, bukan berarti bahwa sudah kita bangun, kita bangun,” pungkas Andi Sumangerukka.
Publisher: Mas’ud

