Keberhasilan Persijap meraih Juara liga 3 nasional 2019 tidak lepas dari polesan seorang pelatih. Dalam musim ini Persijap sempat menggunakan jasa Fabio Oliviera dengan asisten Hendry dan Marzuki sebagai pelatih kiper.
Baru tiga bulan ketiga pelatih ini mundur diganti oleh Sahala Saragih dengan asisten Dedi Suherman dan pelatih penjaga gawang Iman Suherman.
Sahala beserta dua rekannya awalnya mau menggantikan asisten pelatih yang mundur. Namun Fabio Oliviera juga mundur maka Sahala naik menjadi pelatih kepala Persijap.
Naiknya Sahala ini sangat tepat. Sahala dengan lisensi B AFC adalah seorang pelatih yang pas dengan filosofi dan karakter permainan Persijap. Permainan khas pesisir semenanjung Muria yang lugas dan sedikit ngenyel.
“Awal saya datang saya harus merombak peninggalan pelatih sebelumnya, uji coba lawan Kepri Jaya kita kalah 0-3, sebenarnya tim kami belum siap namun untuk partai perpisahan presiden Persijap lama ya kita gelar, tapi saat itu saya sudah mulai menemukan siapa pemain yang layak dan tidak” urai pria asal Riau ini.
“Syukur dari uji coba itu kita mendatangkan pemain seperti, Rizky Kinyun, Zaenal Arifin. Laga perdana di kandang kita cuma menang 1-0 lawan Kendal, setelah itu grafik permainan kita mulai naik dan kita juara” terangnya.
Dalam melatih Sahala Saragih dibantu oleh Dedi Suherman yang berlisensi C AFC dan pelatih penjaga gawang Iman Suherman pelatih kiper lisensi C AFC.
Di luar lapangan ketiga pelatih ini tinggal di mes Persijap jl. Ki Mangunsarkoro 17 Jepara bersama dengan phisoterapis yaitu Dani . Di mes inilah ketiga pelatih dan phisioterapis dan pemain ini terjalin keakraban dan rasa persaudaraan antara tim pelatih dan pemain. Suasana sederhana dan bersahaja ini pula yang membuat Persijap berhasil meraih juara liga 3 dan pemain terbaik liga 3 2019.
Tim Redaksi