TEGAS.CO, BAUBAU – Masyarakat Kelurahan Bone-Bone, Kecamatan Batupoaro, Kota Baubau, menggelar ritual adat Haroana Andala pada Minggu pagi, 12 Oktober 2025, di Pantai Morikana. Upacara tahunan ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Baubau ke-484 dan HUT Baubau sebagai daerah otonom ke-24.
Wali Kota Baubau, H. Yusran Fahim, SE, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Haroana Andala bukan hanya tradisi lokal, tetapi juga bagian penting dari upaya pelestarian budaya dan identitas daerah. Ia menegaskan bahwa Pemerintah Kota Baubau mendukung penuh pelaksanaan ritual ini sebagai aset budaya dan potensi wisata.
“Kegiatan ini merupakan suatu kebanggaan bagi kita semua. Nilai-nilai budaya ini harus dilestarikan secara berkesinambungan agar dapat menjadi aset wisata budaya Kota Baubau,” ujar Wali Kota.
Wali Kota menekankan, pelestarian ritual ini harus melibatkan generasi muda agar budaya Bone-Bone tidak luntur di tengah arus modernisasi. Dukungan pemerintah berupa apresiasi dan pendampingan kegiatan budaya diharapkan bisa menguatkan identitas lokal sekaligus membuka peluang wisata budaya.
Menurut data, sektor perikanan menjadi tulang punggung ekonomi pesisir Baubau, dengan garis pantai ±42 km yang kaya potensi laut. Integrasi ritual seperti Haroana Andala ke dalam pariwisata diyakini bisa memperkuat ekonomi lokal sekaligus menumbuhkan kesadaran budaya.
“Semoga ritual ini membawa berkah bagi nelayan, masyarakat, dan menjadi identitas yang membanggakan bagi Kota Baubau,” tambah Wali Kota.
Ritual Haroana Andala dilaksanakan sebagai bentuk permohonan rezeki dan keselamatan dari kondisi alam yang kurang baik, seperti angin kencang dan ombak besar. Masyarakat menyusun sesajen berupa nasi ketan, pisang, ubi, ayam, dan ikan di atas perahu bambu, yang kemudian dilarungkan ke laut. Sesajen yang terapung diambil oleh masyarakat sebagai simbol berkah.
Tonton video tiktok tegas.co di bawah ini 👇👇👇👍
Masyarakat percaya, ini adalah cara untuk menolak bala sekaligus memohon rezeki. Sementara itu, tetua adat memimpin doa dan mantra yang telah menjadi bagian dari identitas Bone-Bone selama ratusan tahun.
Bagi nelayan, ritual ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga harapan. Sebagian sesajen yang terapung diambil sebagai simbol berkah. “Setiap tahun kami selalu berharap laut memberi rezeki dan keselamatan. Haroana Andala adalah doa kami, sekaligus ikatan dengan leluhur,” kata Abdul Rahman, seorang nelayan lokal.
Dengan Haroana Andala, Bone-Bone bukan sekadar tempat tapi pusat doa, harapan, dan tradisi yang menembus waktu, mengajarkan kita bahwa budaya adalah harta yang harus dijaga, dirayakan, dan diwariskan.
Penulis: JSR
