Impor Sultra Menunjukkan Tren Menurun di Dua Tahun Terakhir

Impor
Ilustrasi

tegas.co, KENDARI, SULTRA – Selain melakukan ekspor, Sulawesi Tenggara (Sultra) juga melakukan impor antara lain dari komoditi bahan bakar mineral, mesin dan pesawat mekanik dan perabot rumah tangga.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra, Atqo Murdiyanto menerangkan, dalam dua tahun terakhir (2015-2016), impor Sultra menunjukan trend menurun. Sampai pada Mei 2017 ini, volume impor Sultra mencapai 523,95 ribu ton dengan nilai US$371,95 juta. Nilai tahun ini sudah melebihi capaian dari tahun sebelumnya.

Nilai impor Sultra pada Mei 2017 tercatat US$33,78 juta atau mengalami penurunan sebesar 49,19 persen dibanding impor April 2017 yang tercatat US$66,48 juta.

“Sementara volume impornya juga tercatat 87,03 ribu ton atau mengalami penurunan sebesar 15,15 persen dibanding impor April 2017 sebesar 102,57 ribu ton,” ungkap Atqo di Kantor BPS Sultra belum lama ini.

Ia menyebutkan, impor terbesar Sultra pada Mei 2017 berasal dari kelompok komoditi bahan bakar mineral dengan volume 45,82 ribu ton atau 52,65 persen, atau senilai US$24,89 juta. Kemudian kelompok komoditi barang dari batu, gips, semen, asbes, mika atau bahan sejenisnya dengan volume 38,71 ribu ton atau 44,48 persen, atau senilai US$5,38 juta.

Sementara itu, negara asal impor pada bukan ini didominasi oleh Negara Singapura dengan volume 45,82 ribu ton atau 52,65 persen, atau senilai US$24,89 juta dan Negara Tiongkok dengan volume Impor tercatat 41,21 ribu ton atau 47,35 persen dengan senilai US$8,90 juta.

“Total impor Sultra tahun ini dari Januari sampai Mei mencapai 523,95 ribu ton atau senilai US$371,95 juta, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2016  yang tercatat 265,85 ribu ton atau senilai US$145,22 juta. Artinya, volumenya juga naik 97,08 persen dan nilainya juga naik 156,13 persen,” tandasnya.

PUBLISHER : LM FAISAL

Komentar