Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Berita UtamaHukum

Diduga Memeras, Ini Kronologis OTT Oknum Aktivis di Kendari

1470
×

Diduga Memeras, Ini Kronologis OTT Oknum Aktivis di Kendari

Sebarkan artikel ini
Diduga Memeras, Ini Kronologis OTT Oknum Aktivis di Kendari
Saat OTT di Warkop Djadja Lepo – Lepo Kendari terhadap oknum aktivis di Kendari FOTO: ISTIMEWA

tegas.co.,  KENDARI, SULTRA – Kasi Ops Pelabuhan penyeberangan Amolengo – Labuan, Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), Indra Kurniawan bercerita terkait kronologias dugaan pemerasan hingga terjadinya Operasi Tangkap Tangan (OTT), terhadap oknum aktivis di Kendari kemarin.

Indra Kurniawan merupakan bawahan kepala UPTD pelabuhan penyeberangan Amolengo – Labuan (Konsel – Buton Utara) yang menjadi korban dugaan pemerasan tersebut.

Kata dia, sebelum mendapatkan informasi akan adanya aksi boikot pelabuhan penyeberangan tersebut, pihaknya menggelar rapat koordinasi di Polres Konsel dengan mengundang seluruh sokeholder terkait kepelabuhanan, baik Torobulu – Tampo, ASDP dan UPTD serta dihadiri Ketua DPRD Konsel, Dandim Kendari dan Kasat Pol PP Konsel, Kapolsek Kolono, Perwakilan Kadis Perhubungan Konsel. Tujuannya agar pengguna jasa penyeberangan, nyaman dan aman dalam pelayaran.

Hasil rapat tersebut, disepakati mendirikan posko untuk mengantisipasi lonjakan penumpang dalam rangka natal dan tahun baru. Saat melakukan aktifitas pengamanan di posko Selasa 25 Desember 2018 lalu , Indra Kurnian baru mengetahui akan ada aksi demo untuk memboikot aktifitas pelabuhan Amolengo – Labuan pada Jumat 28 Desember 2018 di area pelabuhan tersebut.

“Saya cuma respon, demo masalah apa, katanya masalah kepala UPTD , masalah kinerjanya. Begitu. Oh. Kata kapolsek sekitar 500 orang, Saya bilang banyak sekali itu. Terputus komunikasi karena, entah kapolsek kembali ke posko, saya juga mobile ke palang. Habis itu, saya lapar, saya ke warung dan ketemu lagi pak kapolsek dan pak Armin kepala UPTD. Sama – sama makan, makan siang ceritanya. Kita cerita – ceritami. Jadi kita sudah atur strategi, bersama kapolsek menyangkut teknis – teknisnya ini demo. Tapi kita belum tau ini apa tuntutan – tuntutannya pak. Kalau demo – demo itu kan hal biasa menyampaikan pendapat di muka umum, asal tidak mengganggu, karena ini aktifitas lagi padat, karena lagi libur, begitu,”urai Indra Kurniawan via telepon, Minggu (30/30/2018). Menurut Indra Kurnian, pihaknya tidak pernah mendapat surat pemberitahuan akan adanya aksi demo.

Selanjutnya, cetus Indra Kurniawan kepada tegas.co, dirinya ada urusan ke Kendari, pada Rabu itu, dengan niat akan balik pada esok hari, Kamis 27 Desember, karena pada Jumat akan menerima aksi demo tersebut. “Beliau mungkin (Pak Armin) dapat duluan surat tuntutan, makanya beliau manuver, katanya kalau ada pemboikotan, bahaya juga ini, minta kepala UPTD diganti. Jangan sampai dia dianggap gagal dalam melaksanakan tugas. Dia manuver, lalu pak Armin menelpon pak Camat Kolono Timur. Kami di Kendari lalu jam 5 sore, pada Kamis itu, kita sama – sama naik ke Kolono Timur singgah di rumah pak camat Kolono Timur,”terang Indra Kurnian kepada tegas.co.

Selanjutnya di rumah pak camat Kolono Timur, kepala UPTD Amolengo – Labuan meminta untuk dimediasi dengan massa aksi pendemo.”Saya dapat bocoron dari staf mereka punya empat tuntutan, menurut saya semua tidak beralasan. Saya bilang kalau mau boikot semua, bukan lawannya kita, tetapi lawan negara. Untuk mencegah jangan ada demo, mediasi dulu, kalau mau demo nanti setelah natal dan tahun baru, karena kita mau sukseskan agar aman dan lancar. Lalu pak camat menelpon jauh dari rumah yang ada signal di bagian pantai, jadi kami menunggu di rumahnya. Waktu yang habis di rumah pak camat sekitar 3 – 3,5 jaman pak. Hanya untuk memediasi. Kembali pak camat, dia bilang, kira – kira pak Sawal (Koordinator aksi) mau mediasi kira – kira dimana. Kalau kita, biar di kantor camatkah atau di rumah pak camat atau dimana saja yang penting bisa dulu komunikasi. Bagaimana kita mengambil jalan untuk titik temunya, oke kalau begitu, kata pak camat, saya sampaikan lagi,”urai Indra.

Selang beberapa jam lanjut, Indra, kata camat Kolono Timur, Sawal minta dihubungi pak Armin. “Saya sudah sampaikan dia merespon, tetapi hubungi dulu saya. Hubungi Sawal, begitu maksudnya. Berarti ini ada titik temu. Lalu kita pamit dengan pak camat karena sudah lapar, sudah jam 9 lewat Kamis malam. Kita mau hubungi Sawal nanti di pelabuhan karena bagus signal disana,”papar Indra.

Setelah di pelabuhan, Kepala UPTD penyeberangan Amolengo – Labuan menelpon. Hasilnya, pertemuan dilakukan di Kendari pada hari Jumat (28/12/2018).”Berati tidak jadi demo. Saya sampaikan kepada kepala UPTD, tolong dikabari ke pak camat, bahwa pertemuan di Kendari. Lalu pak camat di telepon. Kata pak camat, kalau pertemuan di rumah saya bisa diatur jadwal. Kalau pertemuan di Kendari, saya masih ada rapat. begitu kata pak camat. Berarti pak camat kecil kemungkinan untuk bisa ikut ke Kendari. Setelah itu pagi, kita lagi siap – siap, pak Koramil muncul, datang ke kami, dia menyampaikan bahwa tidak jadi demo ini, karena personil sudah siapmi semua. Kita mau pertemuan di Kendari pak. Kapan, kebetulan saya mau ke Kendari habis Jumat. Kita janjian agar pak Koramil memediasi kami. Bagaimana bagusnya. Jangan ada pemboikotan semua. Dll dalam tuntutan itu,”papar Indra.

Selang beberapa jam perjalanan kami ke Kendari, kami singgah shalat jumat di Sanggula. Dan kami melanjutkan perjalanan ke caffe Mezzo Wua-wua. “Kebetulan caffe Mezzo saya tau, dekat pasar baru. Jalanlah saya karena kebetulan saya yang bawa mobil pada saat itu. Setelah sampai ke caffe Mezzo, kita duluan yang nyampe pak. Menunggu mungkin 5 menit baru muncul Sawal.  Lalu pak Armin menelopon pak Koramil. Sudah posisi mana pak. Katanya sudah dekat. Kami belum mulai juga. Mungkin 1 menit pak Koramil datang. Sawal datang bersama seorang wanita. Kebetulan yang buka negosiasi itu, pak Danramil. Dia sampaikan kalau demo – demo saya sudah kenyang. Saya pernah tugas di Morosi itu, demo – demo tambang itu mediasinya susah sekali. Artinya pak koramil mengawali dengan mengungkapkan pengalamannya, siapa tau dengan itu, bisa ada solusi. Bagaimana kalau ada pembicaraan, bagaimana agar jangan dulu demo. Karena disana posisi ramai. Agar kita fokus. Jangan ada demo, mana lagi kepadatan pelabuhan. Kurang – kurang dulu aktifitas disana baru demo. Tetapi Sawal tetap pendiriannya akan melakukan demo. Dia tetap ngotot, dia tetap akan demo,”katanya.

Sebelumnya pertemuan di caffe Mezzo, Danramil menyampaikan dirinya akan menghadiri rapat pukul 15.30 Wita.”Itu bahasanya. Pas setengah 4, beliau bilang saya bergeser dulu karena masih ada tujuan lain. Jadi mau bubar atau bagaimana,kata Indra mengulang ucapan Danramil. Lalu dia jawab, oleh pak Armin, biar kami lanjut karena pak Armin masih duduk, siapa tau, dengan bahasa dari hati ke hati pak Sawal bisa berubah pikiran. Nanti diasampaikan, bagaimana hasilnya. Jawab Danramil. Lalu bergegaslah beliau. Kami berempat pada saat itu. Saya (Indra Kurnian red), Misba, Armin dan seorang staf bernama Asrul. Pak Misba adalah supervisi ASDP Amolengo – Labuan. Dia hadir atas permintaannya Sawal. Yang menjadi pertanyaan, kok pak Misba hadir atas permintaan Sawal, padahal tidak dalam tuntutan. Kalau saya hadir karena kapasitas saya pak. Saya mulai curiga. Itu dia bilang harus pagi kita pertemuan. Kita jam 9 baru mau star. Habis jumat baru bisa”kata Indra..

Setelah negosiasi berjalan, tiba – tiba pak Sawal hampiri saya.  Dia bilang, “Kanda, menghentikan suatu demo bukan hal yang kecil,. Dalam hati saya bertanya, apa maksudnya?. Lalu saya jawab, bagaimana kira – kira. Sawal menjawab, kita sudah mengumpulkan massa, sudah kumpulkan sound sitem. Lalu saya jawab oh.. begitu.  Terus kita mau apa?.  Koordinasikan saja sama bos – bos kamu, teman – teman kamu, bagaimana anunya. Oh minta duit. Ya bicara lah. Harus dia mengerti, karena kita mau hentikan demo, maksudnya tidak ada lagi aksi. Dalam hati saya tertawa, tidak tertawa langsung. Ini mungkin ujung – ujung nya. Ok apa yang disampaikan, tetap saya sampaikan kepada pak Misba dan pak Armin. Sawal ini dia sudah utarakan, artinya dia minta uang. Kagetlah pak Armin. Minta uang apa, saya tidak tau pak. Mungkin minta uang dengan catatan tidak ada demo lagi. Beh kok begitu, Bairlah kalau untuk beli rokok, tidak apalah, tapi ke depannya kalau minta uang lagi suruh saja dia demo. Jangan sampai saya dijadikan sapi perah. Karena kalau kita biasakan bahaya,”cetus Indra.

Kemudian Misba memberi Rp 1 juta dan Armin Rp 1,5 juta. Uang tersebut diserahkan ke Indra. Lalu dikantonginya dengan jumlah dua juta lima ratus rupiah. “Pak Sawal, kita sudah diporsikan ini, apa saya kasih kita atau gimana ini?, Tanya Indra kepada Sawal. Sawal menjawab, berapa?, Lalu Indra mengatakan, Rp 2,5 Juta. Sawal kaget. Lalu mengatakan. Saya jangan dihargai dengan uang begitu.  Saya bilang begini, tadi kita tidak bicara nominal, makanya saya tidak sampaikan seperti kita sampaikan pak. Kalau kita mau bicara nominal, ngomong langsung ke mereka. Sawal kembali menjawab, tidak ada titik temu kalau begini. Lalu saya jawab, maksudnya?, Saya tidak mengerti maksudnya apa. Dia bilang jauh dari harapan, jauh dari target saya. Saya pancing, tagergetnya kita berapa?, Kata Sawal, ya besarlah, berapa, Rp 30 juta. Saya bilang kitami yang sampaikan langsung, saya takut, saya tidak mau jadi perantara, Lalu Sawal bilang kita saja. Karena kita berteman dengan dia. Atasannya kita. Sampaikan saja kalau tidak ada respon, saya ada aksi. Aduh, begitukah, ok saya terima, Saya sampaikan sama pak Armin. Dia bilang dimana saya ambilkan uang, terserahmi mereka, mau ada aksi kah. Lalu pak Armin temui langsung Sawal. Menghampiri Sawal dan berkata, jadi bagaimana Dinda, apa yang kita sepakati ini, dia bilang Sawal, kalau kita tidak sepakat dengan apa yang saya utarakan tadi pak, nanti kita ketemu saja di lapangan. Ok pak Armin bilang, siap, Kita ketemu di lapangan, kalau memang tidak ada lagi solusi. Kita ketemu di lapangan jabak tanganlah. Tidak ada hasil. Lalu tiba – tiba muncul teman Sawal, tapi saya tidak tau siapa itu temannya, dia mediasi ke Sawal dengan menyampaikan, “Jangan dulu begitu dinda. Lalu dia bilang kalau memang anu komunikasilah supaya ada titik temu, dia bilang begitu temannya. Siapa tau dengan penawaran – penawaran Rp 2,5 dia mauji. Lalu saya jawab kita menelpon saja pak,”ungkapnya.

Pada jam 5 sore setelah bubar, kami menelpon temannya,”Gimana hasilnya, katanya belum mau dia, dan masih bertahan di angka Rp 30 juta.  Saya bilang, tidak ada solusi kalau begini ini. Terus kita jalan. Lalu saya telpon Sawal, saya bilang dimana?. Sawal bilang, kita lagi di Polsek ini untuk menyampaikan mau demo lanjutan. Bagaimanakah itu dinda, tidak ada langkah – langkah yang kita ambil supaya itu. Ya itu tadi katanya, kalau mau kita sepakati itu. Bah sudalah kalau begitu. Saya sampaikan sama pak Armin. Pak Armin mungkin menelpon sama keluarganya, dengan harapan bagaimana yaaa. Dia kumpulkan mi juga. Dia hitung – hitung uang bagaimana, yang ada itu cuma Rp 9 juta pak,”ungkapnya lagi.

Setelah itu, kami konfirmasi dengan Sawal, lalu kami janjian di depan Avicenna Lepo – lepo,”Entah bagaimana, pak Armin bilang di kopi Djaja Lepo – lepo di dekat Avicenna sambil nongkrong. Kita yang menentukan juga disana. Setalah datang dengan uang yang ada, justru dinilai tidak komitmen, dalam artian tidak sepakati yang Rp 30 juta. Pak Armin bilang, bagaimana kalau saya kasi genap Rp 10 juta?. Karena saya pegang uang cuma Rp 10 juta diamplop. Pak Misba lah yang tambah Rp 1 juta. Saya sampaikan kepada pak Armin, saya sudah capek sekali ini pak, lobet saya, dari pagi kita datang dari Amolengo, sampai sekarang belum tidur, kita serahkanmi duitnya baru kita pulang tidur begitu. Kita sampaikan bahwa uang yang kita bawa cuma Rp 9 juta. Mereka kaget, lalu kami bilang, bagaimana menurut kalian?. Mereka tuduh kita orang tidak komitmen, Lalu pak Armin bilang genapkan saja Rp 10 juta, terus sisanya besok jam 9 pagi kita cukupkan, gimana, karena pak Armin sudah sanggupi,” jelas Indra.

Setelah kami serahkan uang tersebut kepada Sawal, kami bergegas ke mobil, Saat kami mau sampai ke rumah di Kendari permai saat mau parkir, kami mendapat telepon dari Polres,”Katanya, pak dimana?. Siapa ini, Kita datang dulu disini pak bikin BAP, kata penelpon tersebut. Apa itu, dimana pak, katanya di Polres. Kami berempat kaget, karena pak Armin dan Misba serta seorang staf bernama Bakaran, mau nginap di rumah saya. Saya mau putar balik mobil, Bakarang bilang jangan dulu karena mau ambil motornya di rumah. Saya sampaimi dulu di rumah pak, baru saya ke Polres. Saya tidak taumi selanjutnya. Saya tidak bisa di BAP karena alasan sudah colleps. Pak Armin di SPKT Polres diambil laporannya. Kalau saya nanti besok paginya, saya di telpon dan diminta nomor telepon masing – masing, dan diminta lagi untuk di BAP, lalu saya ke Polres,”urainya.

Indra menjelaskan, pertemuan di caffe Mezzo bersama seorang wanita dan teman laki –laki Sawal berbeda yang datang di warkop Djadja. Dua orang  bersama Sawal di OTT setelah ditinggal oleh Armin, Misba, Indra dan Bakaran.

Saat dikonfirmasi, Kabid Humas Polda Sultra, AKBP. Goldent Hart Sik membenarkan OTT tersebut. Ia menjelaskan, pihaknya telah mengamankan terhadap 1 (satu) orang Lelaki yang diduga telah melakukan TP. Pemerasan sebagaimana dimaksud dalam  Pasal 368 KUHPidana Berdasarkan Laporan polisi nomor : LP / 494 / XII / 2018 / SULTRA / RES KENDARI, tanggal 29 Desember 2018.

Dengan Identitas pelaku, MUHAMMAD SAWAL alias SAWAL (26), warga Dusun I Desa Ampera Kec. Kalono Timur Kab. Konsel. Sementara Korban, bernama ARMIN MALAKA  (54) seorang PNS (Kepala UPTD Pelabuhan Penyebrangan Amolengo Labuan Bajo), warga Lorong Pelangi Kel. Tobuuha Kec. Puuwatu Kota Kendari, Desa Langgapulu Kec. Kolono Timur Kab. Konsel.

“Barang bukti yang diamankan, uang tunai sebanyak Rp. 10.000.000,-(Sepuluh Juta Rupiah), surat Pemberitahuan Aksi Tertanggal 22 Desember 2018, Nomor : 009/BPPK-SULTRA/22/2018 Dari BARISAN PEMUDA PEMERHATI SULAWESI TENGGARA (BPPK SULTRA) Yang di tanda Tangani oleh Ketua BPPK SULTRA an. MUH.SAWAL AMPERA,”tulis Kabid Humas dalam rilis yang dikirim via Whatsapp.

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap saksi – saksi dan tersangka, telah cukup 2 (dua) alat bukti (Keterangan Saksi dan Bukti petunjuk). Untuk dilakukan pengusutan lebih lanjut.
Pelaku terjaring OTT saat masih berada di warkop Djadja Lepo – lepo Kendari.

T IM

Terima kasih

error: Jangan copy kerjamu bos