“Episenter gempabumi terletak pada koordinat 4.17 LS dan 121,36 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 29.1 KM arah barat daya Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara, pada kedalaman 10 km,”tulis Kepala Stasiun Geofisika Kendari Rosa Amelia,S.Si dalam rilisnya, Senin, 18 Februari 2019 pagi ini.
Menurutnya pihaknya memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar Kolaka di barat daya Kabupaten Kolaka.
“Guncangan gempabumi ini dilaporkan dirasakan di daerah Pomalaa, Kolaka – Kabupaten Kolaka, dalam skala intensitas II-III MMI,”tambahnya.
Baca juga,
- Indonesia Fashion Week 2024, Pemkot Baubau Tampilkan Tenun Buton
- Warga Kolut Keluhkan Tumpukan Sampah, Piala Adipura Jadi Tanda Tanya
- PT. FBS Berbagi Ratusan Sembako ke Warga Pitulua Kolut
- Warga Desa Pitulua Minta DPRD Kolut Lakukan RDP dengan PT RJL Akibat Limbah Tambang
- Pemanfaatan Aplikasi KTA Digital, PGRI Kolaka Gelar Workshop
Disebutkan, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 07.09 Wita, hasil monitoring BMKG menunjukkan belum terjadi aktivitas gempabumi susulan.
Dihimbau kepada masyarakat untuk memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (inatews.bmkg.go.id atau www.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg.
“Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,”tutupnya. Kepala Stasiun Geofisika Kendari Rosa Amelia,S.Si.
MAS’UD