Hasil Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Andoluto, Kecamatan Latoma, Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) pada hari Kamis tepatnya 12 Desember 2019 menyisahkan pertanyaan warga. Pasalnya hasil perhitungan Pilkades tidak sesuai dengan Peraturan Bupati (Perbup) Konawe Tentang Pilkades di pasal 55 ayat 1 huruf a- h.
Hasil rekapitulasi perhitungan suara Pilkades Andoluto dalam kesepakatanmnya terjadi perbedaan yang seharusnya sah dinyatakan batal. Salah satunya adalah coblosan nomor urut 1 yang dicoblos dengan paku dan ujung paku menyisahkan potongan kertas. Hasil coblosan tersebut dinyatakan batal oleh panitia.
“Pilkades di Andoluto Kecamatan Latoma ini harus di tinjau kembali, mengingat ada satu coblosan yang pakunya menyisakan kertas namun dinyatakan batal dan ini merugikan calon Kepala Desa nomor urut 2 atas nama Sumanto. Dengan batalnya suarah sah milik Sumanto itu menguntungkan calon Kedes nomor 1 atas nama Andi Hakim,”ujar Marlin salah seorang warga melalui release pers kepada media ini.
Menurut Marlin, selain kasus pembatalan suara sah untuk calon Kades nomor 2 tersebut ada juga beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh calon kepala desa nomor 1. Melalui tim suksesnya melakukan politik uang.
“Dipilkades Andoluto ada transaksi jual beli suara dengan pemilih diberikan uang sebesar Rp, 1,5 juta untuk memilih nomor urut 1. Selain itu ada juga janji akan ditambahkan kepada warga apabila dapat memenangkan Pilkades. Ini sangat memprihatinkan, terkait moral demokrasi,”ujarnya.
Terkait hasil Pilkades yang miris ini, selaku masyarakat di Andoluto berharap agar Pemerintah benar benar memberikan edukasi ,bagamana berdemokrasi dan berpolitik yang benar.
“Kami sangat menyayangkan hasil Pilkades seperti ini,”tandasnya.
Sementara itu Panitia ataupun Kepala DPMD Konawe yang hendak dikofirmasi terkait informasi hasil Pilkades di Desa Andoluto Kecamatan Latoma, hingga di tayangkannya berita ini tidak terkonfirmasi.
TIM REDAKSI