Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
OpiniTegas.co Nusantara

Darurat Generasi Pelangi Mengancam Negeri

1636
×

Darurat Generasi Pelangi Mengancam Negeri

Sebarkan artikel ini
Indah Permata Sari

TEGAS.CO., NUSANTARA – Rupanya kaum pelangi beritanya tak pernah surut, bahkan menjadi pembahasan yang tak ada habisnya. Baru baru ini dukungan datang dari PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang bergerak dalam bidang manufaktur, pemasaran dan distribusi barang konsumsi termasuk sabun, deterjen, margarin, makanan berbasis susu, es krim, produk kosmetik, minuman berbasis teh dan jus buah. Unilever melalui akun Instagramnya secara resmi menyatakan diri berkomitmen mendukung gerakan Lesbian Gay Biseksual Transgender Queer (LGBTQ+). Dalam unggahan 19 Juni 2020 tersebut, akun Instagram mengatakan bahwa dalam mendukung kampanye tersebut mereka sudah menandatangani deklarasi Amsterdam, bergabung dengan Open for Business untuk menunjukkan bahwa Unilever dengan inklusi LGBTQI+. Dalam unggahannya pun mengatakan “Inisiatif-inisiatif ini hanyalah permulaan. Keragaman kita sebagai manusia membuat kita lebih kuat. Inklusi untuk semua membuat kita lebih baik,”. (Suarajogja.id)

Tak hanya itu, IKEA global pun menyatakan dukungannya terhadap aktivitas kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Salah satu bentuk dukungannya adalah IKEA meluncurkan tas edisi khusus. Tas yang memiliki warna identik dengan simbol LGBT tersebut ditawarkan seharga 1,50 euro atau setara Rp 24.000. Peluncuran dilakukan pertama kali di seluruh IKEA Spanyol pada bulan Juni 2020. (Kumparan.com)

Merusak Generasi hingga keakarnya yang menyebalkan, para pelaku seks bebas ataupun LGBT semakin lama semakin membusungkan dada. Banyaknya pendukung garis pelangi ini, membuat mereka berani dan arogan. Tak malu lagi di depan publik, bahkan meminta agar masyarakat menerima mereka ditengah-tengah kehidupan. My body is my right, badan saya urusan saya. Memang kalau saya jadi LGBT merugikan orang lain? Ini kan HAM! Ini keniscayaan demokrasi.

Situs jejaring sosial jadi media yang digandrungi generasi kaum pelangi. Mereka pun semakin gencar melakukan kampanye ide rusak itu. Hasil penelitian yang digelar oleh perusahaan riset Hariis Interactive menunjukkan bahwa hampir 3/4 atau sekitar 74% dari gay dan lesbian yang disurvei mengaku telah memiliki profil di Facebook. Tidak hanya Facebook, Instagram juga banyak dijadikan tempat mangkal generasi pelangi yang mengincar remaja. Mereka tanpa malu menampilkan foto-foto kemesraan bersama pasangannya. Tambah parah lagi untuk melancarkan aksinya, lewat pancingan aplikasi kencan online smartphone, para remaja merasa bisa mengajak atau meneriman tawaran berhubungan intim secara lebih kasual. Perilaku menyimpang kaum LGBT ini sebenarnya menimbulkan masalah serius baik bagi pelakunya maupun masyarakat. Prof Abdul Hamid Al-Qudah, seorang spesialis penyakit kelamin menular dan AIDS di Asosiasi Kedokteran Islam dunia (FIMA) dalam bukunya: Kaum Luth Masa Kini, mengungkapkan bahaya yang ditimbulkan dari LGBT bagi kesehatan. Pada halaman 65-71, ia menyebut, 78 persen pelaku homoseksual terjangkit penyakit kelamin menular. Kemudian dari penelitian yang dilakukan Cancer Research di Inggris, mendapatkan sebuah hasil bahwa homoseksual lebih rentan terkena kanker. Penelitian yang dilakukan selama tahun 2001, 2003, dan 2005, menghasilkan kesimpulan bahwa gay dapat dua kali lebih tinggi terkena risiko kanker apabila dibandingkan pria heteroseksual (normal). Secara sosial, penyimpangan orientasi seksual ini merupakan ancaman bagi eksistensi sebuah keluarga. Perkawinan yang awalnya merupakan hal yang sakral dan legal dengan maksud untuk melestarikan keturunan, berubah sekadar pemuas nafsu birahi. Akibatnya secara demografi akan menutup pertumbuhan umat manusia.

Namun lagi-lagi, negara seperti memandang remeh ancaman seks bebas dan LGBT di masyarakat. Bahkan kaum LGBT semakin hari semakin bangga dengan dirinya dikarenakan sudah ada perlindungan serta dukungan yang sangat signifikan. Media massa, tokoh, parpol, sampai ustadz pun ada yang mendukung keberadaan mereka.

Hentikan kampanye LGBT dengan Islam

Data menunjukkan, LGBT tidak berdiri sendiri. Mereka adalah gerakan global dengan dukungan dana yang besar. Lihat saja, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menghapus LGBT dari daftar penyakit mental (Diagnosis and Statistical Manual of Mental Disorders). Mereka menyebut, LGBT adalah perilaku normal bukan kelainan mental. Sementara itu, dalam khasanah ilmu pengetahuan penyakit ini lebih dikenal dengan istilah homoseksual dan biseksual. Dalam text book PPDG (Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa) hal 288, hal 280, dan hal 279, perilaku homoseksual dan biseksual ini digolongkan ke dalam Gangguan Psikologis dan Perilaku yang berhubungan dengan perkembangan dan orientasi seksual. Jadi jelas ini adalah penyakit atau gangguan kejiwaan.

Karena digolongkan sebagai suatu penyakit kejiwaan, sesungguhnya pengidap LGBT ini bisa disembuhkan. Yang jadi pertanyaannya, sudah sejauh mana peran negara untuk mencegah itu semua? Seharusnya negara lebih sigap dalam mengambil sikap terhadap perilaku menyimpang seperti ini. Seharusnya peringatan bahaya seks bebas dan LGBT dilakukan negara secara masif sebagaimana kampanye melawan terorisme dan radikalisme. Seks bebas dan LGBT itu menghancurkan masa depan suatu bangsa.

Berkaca pada kepemimpinan Islam saat memandang kasus seks bebas dan LGBT yang menghukum para pelaku LGBT agar perilaku itu tidak menular di masyarakat sekitar dan mempunyai efek jera.

Nabi SAW bersabda, “Siapa saja yang kalian dapati melakukan perbuatan kaumnya Nabi Luth, maka bunuhlah keduanya.” (HR. Al Khamsah, kecuali an-Nasai). Menurut Ali bin Thalib RA, kaum gay harus dibakar dengan api. Menurut Ibnu Abbas RA, harus dicari dulu bangunan tertinggi di suatu tempat, lalu jatuhkan gay dengan kepala dibawah, dan setelah sampai di tanah lempari dia dengan batu. Menurut Umar bin Khathab RA dan Utsman bin Affan RA, gay harus dihukum mati dengan cara ditimpakan dinding tembok padanya sampai mati. Jika tergolong lesbianisne, hukumannya ta’zir.
Wallahu’alam

Penulis: Indah Permata Sari
Editor: H5P

error: Jangan copy kerjamu bos