Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Muna

Guru Honorer di Bawa ke RSUD Usai Vaksin, Begini Jawaban Dokter Penanggung Jawab

3964
×

Guru Honorer di Bawa ke RSUD Usai Vaksin, Begini Jawaban Dokter Penanggung Jawab

Sebarkan artikel ini
dr. Ruth Damayanti

TEGAS.CO,. MUNA – Guru Honorer yang menjalani perawatan di RUSD Raha usai divaksin di desa Loghiya Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara, pada Kamis yang lalu (17/6) menimbulkan sejumlah pertanyaan di tengah-tengah masyarakat. Sarni (37) menjalani perawatan setelah merasakan sesak dan kondisi tak enak badan pasca vaksinasi.

Menanggapi hal tersebut, Puskesmas Lohia sebagai Penanggung Jawab Vaksinasi angkat bicara. Melalui dokter umumnya, dr. Ruth Damayanti menyampaikan bahwa semua proses skrining telah sesuai dengan SOP dan ketentuan yang berlaku.

“Ini skrining sepertinya sudah bocor, ketika pertama kali orang datang, semua pasien itu mengeluh sakit kepada saya. Bagaimana kira-kira kita bisa memilih antara yang benar sakit dengan tidak. Pasti itu ada, dan kami dokter sudah terlatih disitu,” kata Ruth yang sekaligus Team Vaksinator. Selasa (22/6).

Dia juga mengatakan, bahwa ada beberapa poin dan indikator yang menyatakan orang itu sehat.

“Kita itu berpatokan dengan skrining”, ucapnya.

Dalam proses skrining, kata dia, hal yang pertama kali diperiksa adalah tekanan darah.

“Tekanan darah ibu (sarni) saat itu normal, 130/90”, katanya.

“Tanda-tanda vital semua menunjukan normal, terukur dan bukan subjektif”, lanjutnya.

Sehingga berdasarkan hasil skrining tersebut, dr. Ruth menyatakan bahwa si penerima vaksin layak untuk di vaksinasi.

“Tidak ada orang yang mau, termaksud di skrining. Karena kalau ada yang takut, tidak bisa kami vaksin. Kalau masalah indikator, insyaallah ibu itu sehat. Hanya memang gangguan, ini ibu kadang-kadang suka ketakutan dan dia punya penyakit lambung. Tapi perlu dicatat penyakit lambung itu lolos. Saya sendiri dan suami, bahkan yang lain banyak penyakit lambung dan Alhamdulillah kami telah melalui vaksinasi”, katanya menjelaskan.

“Orang yang hipertensinya 200 ikut suntik, aman. Orang yang punya penyakit jantung yang stabil atau apa, disuntik aman. Hanya kemungkinan karena ketakutan yang berlebihan. Kekuatan pikiran disinilah yang mempengaruhi sebenarnya. Yang saya skrining itu rata-rata datang dengan sejumlah penyakitnya”, tambahnya.

Ruth juga menyebut, bahwa tidak ada paksaan sama sekali, dia mengaku hanya merayu agar si penerima vaksin agar siap divaksinasi.

“Dokter itu tugasnya merayu, membujuk orang-orang yang layak divaksin, atau tidak orang yang layak tapi takut. Itu tugas kami sebagai dokter”, tegasnya.

“Sudah berkali-kali ia menyampaikan tidak sehat, tugasku untuk membujuknya. Kamu tanda tangan persetujuan kok, saya tidak pernah menyuruh dan memaksa. Dan itu ada bukti surat pernyataannya. Bersedia menerima resikonya”, terangnya.

Ada juga orang yang tidak terbujuk karena memang saking takutnya, dia tanda tangan dan menolak vaksin. Ok tidak masalah, tetapi ada tanggung jawab sendiri, konsekuensinya. Pepres sudah keluar, jadi kalau ada masalah dengan administrasi nantinya bukan menjadi urusan kami lagi. Yang penting saya hanya menentukan layak atau tidaknya. Karena setiap aktivitas vaksinasi kami catat dan laporkan ke tingkat kabupaten”, lanjutnya lagi.

Terkait pingsang, ia menguraikan bahwa sebagai seorang dokter, dia tahu kondisi orang pingsan. Jadi dalam psikomatisnya, kejiwaannya terganggu karena ketakutan itu mempengaruhi tubuhnya sendiri.

“Selesai masa observasi 30 menit, masih sempat duduk-duduk dan cerita-cerita. Habis itu tidak enak perasaannya. Setelah itu kita baringkan, kemudian pasang oksigen karena katanya sesak. Kita dokter itu patokannya medis”, urainya.

Disampaikannya, bahwa pihak Puskesmas tidak dapat membuka dokumen skrining (rekam medis), terkecuali ada permintaan dari keluarga yang komplain.

Saat dirumahnya pun saya ulang tensi dan kondisinya normal. Respirasinya masih bagus tetapi dia masih merasakan sesak. Bukan sesak mengarah ke paru-paru atau jantung, tanda vitalnya masih bagus. Saya kirim ke RS karena oksigen kami jeglek terus, dan ada kecemasan dari ibunya. Daripada saya disalahkan sama orang-orang disitu yang tidak tahu apa-apa, yah saya langsung bawa ke RS”, pungkasnya.

FAISAL / YA

Terima kasih