Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Opini

Mewujudkan PerisaI Umat di Tengah Tragedi Gaza yang Menyayat Hati

624
×

Mewujudkan PerisaI Umat di Tengah Tragedi Gaza yang Menyayat Hati

Sebarkan artikel ini
Ulfiah (pegiat literasi)

TEGAS.CO,. NUSANTARA – Tragedi Gaza hanyalah pengulangan belaka dari ratusan, bahkan ribuan tragedi yang menimpa umat Islam di sejumlah negara di seluruh dunia.

Seperti dilansir dari  Al – Jazeera  (30/10/23) organisasi non-pemerintah save the children  merilis analisisnya yang mengungkapkan fakta yang sangat mengerikan terkait perang yang terus berlanjut antara Israel dan hamas di jalur gaza  sejak 7 Oktober lalu, Laporan terbarunya mengutip data kementrian kesehatan palestina dan Otoritas israel yang menyebut total 3.257 anak-anak tewas dalam konflik tersebut. (detik.com, 31/10/23)

Hingga Sampai saat ini, sudah ribuan kaum muslim di Gaza Palestina dibantai secara keji oleh Zionis Yahudi. Di media sosial berseliweran foto-foto dan video-video mengerikan ribuan korban yang berjatuhan. Termasuk foto-foto dan video-video anak-anak dan bayi-bayi yang amat menyayat hati. Banyak yang terluka parah, kepala pecah dan wajah berlumuran darah. Banyak yang kakinya putus dan tangannya lepas dari tubuhnya. Beberapa bayi bahkan kepalanya terlepas dari badannya. Semua akibat bom-bom yang dijatuhkan secara membabi-buta dan tanpa henti oleh Zionis Yahudi.

Pemimpin Dunia Kembali Bungkam

Menyaksikan pembantaian keji atas umat Islam untuk ke sekian kalinya, para pemimpin dunia kembali bungkam. Hanya sedikit yang bersuara. PBB dan lembaga-lembaga HAM dunia juga lebih banyak diam. Demikian pula para penguasa muslim. Mereka seolah-olah buta dan tuli, padahal jelas Allah Swt, telah berfirman:

“Siapa saja yang membunuh satu orang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan ia telah membunuh seluruh manusia.” (TQS Al-Maidah [5]: 32).

Apalagi jika yang terbunuh adalah seorang muslim. Ini jauh lebih dahsyat dibandingkan dengan kehancuran dunia ini. Demikian sebagaimana sabda Rasulullah saw., “Kehancuran dunia ini lebih ringan di sisi Allah dibandingkan dengan pembunuhan seorang muslim.” (HR At-Tirmidzi dan An-Nasa’i).

Padahal, dahulu ketika ada seorang pedagang muslim yang dibunuh beramai-ramai oleh kaum Yahudi Bani Qainuqa, karena membela kehormatan seorang muslimah yang dilecehkan oleh pedagang Yahudi, Rasulullah saw., sebagai kepala negara Islam, segera mengirim para Sahabat untuk memerangi mereka dan mengusir mereka dari Madinah setelah mengepung perkampungan mereka selama 15 malam (Sîrah Ibnu Hisyâm, 3/9-11).

Begitulah seharusnya sikap kepala negara ketika ada saudaranya yang dibantai dengan keji. Namun, Tragedi Gaza hanyalah pengulangan belaka dari ratusan, bahkan ribuan tragedi yang menimpa umat Islam di sejumlah negara di seluruh dunia. Sehingga menjadi pertanyaan besar mengapa para penguasa muslim dan Arab tidak bergerak sedikit pun untuk membela warga Palestina, khususnya Gaza? Mengapa mereka tidak segera mengirimkan ratusan ribu tentaranya untuk menggempur pasukan Zionis Yahudi?

Pertama, Karena ini adalah dampak buruk dari sikap ‘ashabiyyah dalam wujud nasionalisme. Akibatnya, para penguasa muslim hanya mementingkan negeri mereka masing-masing. Mereka tidak peduli atas tragedi yang terjadi di Palestina, juga di sejumlah negeri muslim lainnya.

Sehingga secara tidak langsung Palestina adalah korban pertama dari buruknya nasionalisme (juga nation-state) ini di Dunia Islam. Pasalnya, sejak wilayahnya dicaplok oleh Yahudi pada 1948 hingga kini, kaum muslim Palestina nyaris berjuang sendirian. Para penguasa negara-negara Arab yang berada di sekelilingnya seolah bergeming. Diam saja. Enggan melakukan pembelaan, padahal sudah tidak terhitung darah kaum muslim Palestina ditumpahkan oleh Zionis Yahudi sejak 75 tahun lalu.

Kedua, kebanyakan para penguasa muslim dan Arab adalah antek Barat, khususnya AS. Wajar jika mereka cenderung membiarkan—bahkan mendukung—kebijakan tuan-tuan mereka meski jelas-jelas dalam rangka membunuhi kaum muslim di berbagai negeri Islam, khususnya di Palestina. Sejauh ini mereka hanya pandai mengecam dan mengutuk. Sebagian lagi diam seribu bahasa. Ini karena banyak penguasa Arab, termasuk Turki, telah lama menjalin hubungan kerja sama, bahkan hubungan diplomatik dengan Zionis Yahudi, yang notabene salah satu alat Amerika di Timur Tengah.

Wajib Membela Sesama Kaum Muslim

Padahal, Kaum muslim itu bersaudara. Mereka dipersaudarakan karena kesamaan akidah. Oleh karena itu, persaudaraan mereka melampaui batas-batas negara. Allah Swt. berfirman,“Sungguh kaum mukmin itu bersaudara.” (QS Al-Hujurat [49]: 10).

Karena itu, dengan persaudaraan ini kaum Muslim tidak boleh saling membiarkan saudaranya terzalimi. Mereka harus saling membela. Rasulullah saw. bersabda, “Muslim itu saudara bagi muslim lainnya. Ia tidak layak menzalimi dan menyerahkan saudaranya kepada musuh.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Untuk itu, Salah satu Wujud pembelaan terhadap sesama kaum muslim di antaranya dengan melancarkan jihad manakala saudara mereka atau negeri mereka di mana pun diserang oleh orang-orang atau negara kafir. Contohnya, kaum muslim Palestina yang dijajah Israel, dengan dukungan AS dan negara-negara Barat.

Serangan atas sebagian kaum muslim pada hakikatnya  merupakan serangan terhadap seluruh kaum muslim di seluruh dunia. Oleh karena itu, upaya membela kaum muslim di Palestina, misalnya, juga merupakan kewajiban kaum muslim di seluruh dunia.

Pendudukan kaum Yahudi penjajah atas Palestina yang bukan hanya sekedar mengakibatkan kematian ratusan ribu warganya, tetapi juga menciptakan penderitaan yang terus menerus yang dialami jutaan warga lainnya, dengan demikian masih bercokol nya kaum Yahudi penjajah inilah yang menjadi pangkal persoalan di tanah Palestina yang menyebabkan penderitaan kaum Muslim berkepanjangan.

Karena itu yahudi penjajah wajib diusir dari tanah Palestina, namun mereka hanya bisa diusir dari tanah suci tersebut dengan mengerahkan pasukan militer, sebagai mana Firman Allah SWT : Perangilah mereka dimana saja kalian menjumpai mereka dan usir lah  mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian (TQS, Al-baQara :191)

Maka, sudah sepantasnya lah para penguasa kaum Muslim mengirimkan tentara  mereka untuk membantu para mujahidin Palestina dan mengusir kaum Yahudi penjajah dari negara itu. Selain karena Syariah Islam telah mewajibkan jihad fi sabilillah atas kaum Muslim ketika mereka diperangi musuh. Perlu diketahui juga bahwa jihad  dijalan Allah adalah amalan yang utama. Sebagai mana Rasulullah SAW bersabda:

“Berjaga-jaga satu jam di medan perang  Fiisabilillah adalah lebih baik daripada menghidupkan lailatul Qadar didekat hajar aswad” (HR Ibnu hibban dan baihaqi)

Islam juga telah mengharamkan berdamai dan bersahabat dengan entitas yang memerangi kaum Muslim. Karena itu apapun bentuk perdamaiannya, apalagi solusi dua negara yang ditawarkan Barat, adalah haram.

Alhasil, sekali lagi, kaum muslim sedunia memang butuh seorang khalifah  sebagai perisai mereka. yang dipimpin oleh seorang khalifah pemberani yang mengayomi, seperti Khalifah Al-Mu’tashim Billah. Khalifahlah yang akan menaklukkan Amerika, Eropa, Rusia, Cina juga Zionis Yahudi/Israel. Khalifah pula yang akan menyatukan berbagai negeri Islam, menjaga kehormatan kaum Muslim dan menolong kaum tertindas di manapun.

Oleh sebab itu, Palestina hanya bisa dibebaskan jika sistem islam yang dijadikan aturan, pemimpinnya  akan pun berdiri untuk melindungi tanah yang Allah berkahi tersebut. serta mengusir para penjajah dari Dunia Islam.

Khatimah:

“Siapa saja yang menyaksikan seorang mukmin dihinakan di hadapannya, tetapi ia tidak menolong mukmin tersebut, padahal ia mampu, Allah pasti akan menghinakan dirinya di hadapan seluruh makhluk-Nya pada Hari Kiamat.” (HR Ahmad).

Wallahu A’lam

Penulis: Ulfiah (pegiat literasi)

Editor: Yusrif

Terima kasih