
KONAWE SELATAN, TEGAS.CO – Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Hj. Harmawati, bersama sejumlah anggota komisi lainnya melakukan kunjungan kerja ke dapur produksi Yayasan Berkah Adi Fatma (MBG) di Desa Mulyasari, Kecamatan Mowila, pada Sabtu (17 Oktober 2015).
Kunjungan ini bertujuan memverifikasi langsung proses produksi yang melayani sekitar 3.014 porsi makanan, dengan fokus pada jaminan higienitas dan kecukupan gizi.
Dalam dialog dengan Kepala Satuan Pelaksana Penyediaan Makanan (SPPG) setempat, Gusti Ngurah Wirayuda Winata, S.P., Harmawati menekankan pentingnya keterlacakan sumber bahan baku. “Kita bisa tahu sumber bahan bakunya dari mana, kan? Bisa dipastikan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Harmawati menyoroti komposisi gizi, mengingat penerima manfaat berasal dari berbagai jenjang usia.
Ia menekankan kebutuhan protein yang lebih tinggi bagi anak usia sekolah dasar dan menengah pertama dibandingkan jenjang SMA.
“Justru proteinnya harus tinggi dibandingkan yang SMA. Kenapa? Karena dia butuh pertumbuhan dan perkembangan,” jelasnya.

Politisi PPP tersebut juga menganjurkan pemanfaatan ikan lokal sebagai sumber protein utama. “Padahal dari penghasilan kita-kita kan banyak ikan. Bagus sekali itu ikan protein,” tambah Harmawati.
Dalam dialog bersama Kepala MBG, Harmawati menekankan pentingnya pengawasan ketat di setiap tahapan proses penyediaan makanan, mulai dari bahan baku hingga penyerahan kepada siswa.
Harmawati mengurai pengawasan yang harus dilakukan: Bahan Baku: Harus jelas pemasoknya dan terjamin kualitasnya.
Proses Penyimpanan: Pengawasan pada cara dan kondisi penyimpanan bahan baku.
Proses Pencucian Wadah: Memastikan kebersihan wadah makanan.
Proses Olahan: Pengawasan selama proses memasak atau pengolahan makanan.
Proses Pengisian Wadah (Tempat Makanan): Memastikan proses ini higienis.
Proses Pengangkutan ke Mobil: Pengawasan saat makanan dipindahkan ke kendaraan.
Driver dan Pendamping: Pengawasan terhadap personel yang bertanggung jawab selama pengiriman.
Tiba di Tujuan: Pengawasan saat makanan diturunkan dari mobil ke ruangan sekolah.
Penyerahan ke Penerima Murid/Siswa Siswi: Pengawasan pada tahap akhir penyerahan makanan.
Harmawati mengingatkan bahwa “Kegiatan ini jangan dianggap biasa. Harus dilakukan pengawasan yang ketat”.
Hal ini menunjukkan bahwa seluruh tahapan proses tersebut dianggap kritis dan memerlukan kontrol kualitas serta keamanan yang tinggi.
Sementata Winata memaparkan proses produksi yang dimulai pukul 01.30-02.00 dini hari dan harus selesai sebelum pukul 07.00 pagi.
“Yang jelas, yang dimasak hari ini harus habis,” tegasnya mengenai penanganan sisa makanan. Sebagian besar bahan baku seperti beras, telur, dan sembako dipasok dari wilayah sekitar Mowila.
Tonton video tiktok tegas.co di bawah ini 👇👇👇👍
Terungkap pula bahwa dapur MBG sedang dalam proses pengurusan Sertifikat Laik Higiene dan sertifikasi Halal, yang ditargetkan selesai dalam satu hingga dua bulan ke depan.
Usai dialog, rombongan anggota Komisi IV, Harmawati, Irfani Thalib, Gunartin, Rosni, dan Muniarty Ridwan meninjau langsung area dapur.
Dari pantauan di lokasi, kondisi dapur terpantau higienis dengan proses kerja yang terorganisir, mulai dari pembersihan peralatan, penanakan nasi, hingga proses pengantaran.
Kunjungan ini diharapkan dapat memastikan terpenuhinya standar kesehatan dan gizi dalam setiap hidangan yang disajikan kepada masyarakat.
Publisher: Mas’ud