Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Berita UtamaDaerahFeatureKolaka

Pemkab Kolaka Gelar Ritual Adat Mosehe Wonua di Makam Sangia Nibandera

2026
×

Pemkab Kolaka Gelar Ritual Adat Mosehe Wonua di Makam Sangia Nibandera

Sebarkan artikel ini
Pemkab Kolaka Gelar Ritual Adat Mosehe Wonua di Makam Sangia Nibandera
Bupati dan Wakil Bupati Kolaka saat menghadiri ritual adat Mosehe Wonua di Makam Sangia Nibandera. FOTO: AS LAN

tegas.co., KOLAKA, SULTRA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kolaka menggelar ritual adat Mosehe Wonua, di cagar budaya nasional Makam Sangia Nibandera, pada Selasa siang (26/02/2019). Ritual Mosehe Wonua ini selain untuk penyucian kampung atau tola bala, juga merupakan salah satu upaya untuk melestarikan nilai-nilai budaya Mekongga.

Ritual diawali dengan meminta permisi kepada leluhur kerajaan Mekongga, ritual Mosehe Wonua (penyucian kampung) berlangsung di cagar budaya nasional Makam Sangiani Bandera.

Usai pamitan, pemerintah daerah bersama forkopinda, toko adat Mekongga dan warga, melakukan ziarah di Makam Sangiani Bandera, yang merupakan raja pertama di bumi Mekongga Kolaka. Kemudian acara ini dilanjutkan dengan penyerahan kalosara dari tokoh adat Mekongga kepada Bupati Kolaka Ahmad Safei, sebelum memasuki acara inti dari ritual Mosehe Wonua.

Ritual ini berlanjut dengan mencuri tangan dengan air, telur dan beberapa bahan lainnya yang dibacakan mantra. Hal ini bertujuan untuk mensucikan Kabupaten Kolaka, dari kejadian, perselisihan atau gagal panen.

Terutama pembersihan dari perbedaan pasca pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kolaka beberapa bulan yang lalu. Selain itu, dalam ritual Mosehe ini juga akan berlangsung penyembelihan kerbau putih atau sapi yang merupakan syarat utama ritual tersebut.

Menurut Bupati Kolaka, Ahmad Safei, pelaksanaan pesta adat Mekongga Mosehe Wonua merupakan upaya Pemda Kolaka untuk melestarikan nilai-nilai budaya Mekongga, yang telah diwariskan oleh para leluhur sejak abad ke III.

“Ritual Mosehe Wonua atau penyucian negeri merupakan ritual adat Suku Mekongga, yang turun-temurun dilaksanakan oleh para leluhur higga saat ini,” tuturnya.

Dikatakannya, terdapat beberapa makna filosofis, diantaranya untuk membersihkan negeri dari beberapa kejadian buruk yang pernah terjadi, seperti perzinahan, perkelahian, sampai gagal panen, agar dapat merajut nilai-nilai persaudaraan, yang mungkin terputus akibat perbedaan pendapat pasca pilkada lalu.

Selain itu, Mosehe Wonua merupakan doa dan harapan seluruh masyarakat Kabupaten Kolaka, kepada tuhan agar terhindarkan dari segala bala-musibah. Sehingga kedepan Kabupaten Kolaka terhindari bencana, hidup damai dan tentram.

KONTRIBUTOR: AS LAN
PUBLISHER: SALAMUN SOFIAN

error: Jangan copy kerjamu bos