Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Berita UtamaMuna Barat

Inisiasi Pembentukan Provinsi “Muna Darusalam”, Begini Penjelasan Laode Andi Muna

1050
×

Inisiasi Pembentukan Provinsi “Muna Darusalam”, Begini Penjelasan Laode Andi Muna

Sebarkan artikel ini
La Ode Andi Muna, tokoh masyarakat Lawa Raya yang saat ini menjabat sebagai Kadis Kesbangpol Muna Barat. Foto : Isar

TEGAS.CO,. MUNA BARAT – Sebagai daratan yang penuh dengan sejarah panjang dan menarik, Muna menjadi salah satu wilayah di jazirah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang penuh dengan keunikan tersediri. Muna berdiri bersamaan dengan daerah Buton, Kendari dan Kolaka.

Sebagai sebuah etnis dengan wilayah yang besar, Muna telah mengalami dua kali pemekaran. Pertama, pada 2009 pembentukan Kabupten Buton Utara (Butur), kedua pembentukan Kabupaten Muna Barat (Mubar) pada 2014.

Kemajuan dan perkembangan zaman, menuntut Muna hari ini untuk terus bergerak dan berbenah diri agar mampu bangkit dari ketertinggalan dan sejajar dengan daerah-daerah lainnya di Sultra.

Melihat dan mencermati kondisi tersebut, beberapa pihak menilai sudah seharusnya Muna menjadi wilayah mandiri yang memiliki provinsi tersendiri yang mampu mensejajarkan dirinya dengan Sulawesi Tenggara dan Kepulauan Buton yang terus didorong menjadi sebuah provinsi.

“Tidak ada jalan lain untuk maju dan berkembang selain menghadirkan pemekaran di daratan Muna yaitu sebuah provinsi baru. Mengapa harus dengan pemekaran, karena saya melihat sebuah keadaan ketertinggalan yang begitu jauh dengan daerah-daerah lain yang tentu saja mendorong kita untuk mensejajarkan Muna dengan daerah lainnya itu sehingga mampu bersaing dan maju,” Ujar La Ode Andi Muna Tokoh Mayarakat Lawa Raya, Senin (19/4).

“Sejak 1999 ide ini sudah disampaikan kepada semua kalangan, tetapi dianggap sebagai ide gila, dan saya dianggap orang gila dan bodoh. Tetapi yang patut dipahami semua ini karena keterpanggilan saya sebagai putra daerah yang ingin melihat daerah ini maju dan berkembang,” sambungnya.

Menurut Andi Wuna, untuk mewujudkan itu, dibutuhkan orang-orang yang bersemangat serta kesepakatan bersama.

“Semua pintu terbuka lebar, kalau ada pintu yang tertutup kita tabrak. Saya punya pengalama tahun 2009 sebagai moratorium pemekaran dan saya menabrak itu.
Tidak ada alternative lain selain pemekaran daerah dan kalau kita menunggu hanya dengan menanam jagung dan panen untuk bisa membiayai daerah ini tentu saja menjadi sangat mustahil dan susah untuk diraih”, jelasnya.

“Dengan posisi daerah masih di dalam wilayah administratif Provinsi Sultra masih belum ideal terkecuali kita berdiri sendiri”, tambahnya.

Dikatakannya pula, bahwa Muna memiliki potensi ekonomi yang sangat kuat tetapi dibutuhkan keuangan yang besar untuk mengelola semua itu. Kondisi hari ini belum mampu untuk melakukan suatu proses pembangunan ekonomi yang mengakibatkan terjadinya ketertinggalan.

“Ada falsafah/filosofi orang Muna-Buton, yaitu dikumpulkan tidak bersatu, dipisahkan tidak ada cela. Oleh karena itu saya terpanggil, ketika saudara saya di Buton mendorong pemekaran daerahnya menjadi provinsi tentu saja saya tidak mau kehilangan martabat, saya ingin bersama-sama. Sebagai putra daerah saya ingin bersama-sama dan sejajar dengan Buton karena kita berbicara sejarah, kita ini siapa, apalagi Raja Muna dahulu mensejajarkan kedudukan mereka dan tentu saja kita juga harus sejajar tidak boleh ada yang dibawah”, tegasnya.

Ia menyebut konsep sebuah provinsi baru di Bumi Sowite tidak lain untuk melihat kemajuan daerah menjadi maju, berkembang, bermartabat dan lebih hebat.

“Untuk kemajuan daerah tidak lain tidak bukan hanya dengan pemekaran. Kita tidak punya tambang seperti Bombana, kita tidak punya aspal seperti di Buton, tidak seperti Kolaka yang punya nikel. Kita juga tidak seperti Kendari yang hadir dengan gaya metropolis dengan banyak pelayanan jasa. Bagaimana kita menciptakan daerah ini supaya maju, tentu dengan cara bangkit dan menjadi daerah baru dalam sebuah pemekaran,” katanya.

Pemekaran provinsi yang digagasnya akan diberi nama Muna Darussalam dengan maksud untuk memberikan keselamatan buat semua.

“Mudah-mudahan Muna ini menjadi pintu surga untuk menuju keakhirat nanti. Karena dunia ini hanya persinggahan, yang menentukan baiknya kita di akhirat nantinya adalah di dunia, maka kita perbaiki dunia supaya dengan ini kita berfikir bagaimana memberikan keselamatan kepada sesama kita. Kita tempatkan konsep Illahi dalam perjuangan bersama ini,” ungkapnya.

Iya juga menyebut, untuk mewujudkan itu perlu dilakukan pemekaran kabupaten/kota secara bersama. Namun jika hal tersebut belum memungkinkan, terlebih dahulu akan diadakan pemekaran kecamatan guna memaksimalkan semuanya.

“Kalau tidak mencukupi kita akan memekarkan desanya dulu, semua langkah-langkah itu telah kami perhitungkan. Semua akan kita lakukan untuk memenuhi persyaratan pemekaran menjadi sebuah provinsi dan tentu saja ini menjadi tanggung jawab kita bersama. Apapun tantangan dan hambatannya kita sebagai putra daerah bertanggung jawab untuk kita mendorong percepatan pemekaran”, katanya melanjutkan.

Walaupun ide pemekaran tersebut dikatakan gila, namun menurut Andi Wuna yang terpenting saat ini adalah soal kepentingan daerah.

“Tidak ada jalan lain lagi untuk melihat daerah maju dan berkembang selain dengan ide gila ini”, kelakarnya.

Ia juga menekankan, bahwa dalam ide pemekaran tersebut tidak ada kepentingan pribadi atau kelompok. Semua demi daerah dan masyarakat Muna agar menjadi maju dan berkembang.

“Secara politik kita akan diuntungkan dengan bertarung sesama kita, dan peluangnya besar. Secara ekonomi, kita juga punya peluang untuk membangun daerah kita. Tentu saja hal itu akan membuat kita mandiri, lepas dari ketergantungan daerah lain”, terangnya.

“Muna Barat yang baru-baru berdiri kurang lebih 6 tahun sudah mempunyai anggaran sekitaran 600 miliar, nah sekiranya daerah ini sudah mekar tentu saja akan ada anggaran yang sama. Kita tentu saja akan mendapatkan kucuran dana putaran keuangan yang begitu besar di wilayah ini. Apalagi jika didorong dengan kesungguhan dan kemauan dari setiap kabupaten/kota untuk membangun dan memajukan wilayahnya maka tidak lama dari itu daerah kita tentu saja akan menjadi tumbuh berkembang dan maju seperti daerah-daerah lainnya”, lanjutnya.

Dikatakannya pula, bahwa hal tersebut merupakan sebuah motivasi.

“Saya malu dengan Buton, Kendari dan kolaka, jadi dengan rasa malu ini menjadikan motivasi untuk berjuang memandirikan daerah dalam sebuah pemekaran provinsi agar sejajar seperti para pendahulu kita”, ucapnya lagi.

Ia memastikan dalam waktu akan diadakan deklarasi ide dan gagasan tersebut. Selain itu akan diatur dan dibagi peran-peran guna mendorong percepatan pemekaran.

Ia juga telah melakukan konsolidasi dibeberapa kecamatan guna persiapan deklarasi.

“Ini perjuangan bersama untuk mewujudkna muna raya maju, berkembang dan bermartabat”, imbuhnya.

Ia menyampaikan, sejauh ini sudah banyak dukungan untuk mempercepat pemekaran wilayah sehingga menjadikannya lebih optimis, dan tidak henti-hentinya mengajak semua untuk berjuang bersama-sama.

“Oleh karena itu saya mengajak kepada putra -putri, putra daerah, masyarakat Muna, Muna Barat dalam hal ini masyarakat Muna Raya untuk sama-sama bersatu mewujudkan pembentukan provinsi Muna Darussalam. Jadi Mari kita bangun optimisme bersama untuk berjuang dalam percepatan pemekaran,”tutup pria yang saat ini menjabat sebagai Kadis Kesbangpol Muna Barat.

FAISAL/YA

Terima kasih