Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Opini

Framing Jahat Dibalik Aksi Terorisme

862
×

Framing Jahat Dibalik Aksi Terorisme

Sebarkan artikel ini
Ninis (Aktivis Muslimah)  Editor: H5P
Ninis (Aktivis Muslimah)

TEGAS.CO., NUSANTARA – Tindakan teror dengan menggunakan kekerasan, apalagi menggunakan bom adalah tindakan yang sangat keji. Siapapun pasti akan mengecam segala bentuk aksi teror yang meresahkan masyarakat itu. Kecaman juga datang dari  Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir. Beliau mengecam aksi peledakan bom Makassar ini di depan Gereja Katedral di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3). Aksi bom  itu diduga menggunakan bom high explosive atau berdaya ledak tinggi oleh seorang pelaku bom bunuh diri. (Liputan6.com).

Setelah aksi teroris itu, langsung dibangun narasi mengaitkan sejumlah aksi terorisme dengan Islam dan pelaku adalah bagian dari kelompok Islam tertentu yang dicap radikal. Akhirnya publik digiring pada framing jahat itu. Karena dari barang bukti di TKP, rekaman CCTV, yang entah karena kebetulan atau kesengajaan pelaku memakai “atribut” Islam dalam melakukan aksinya.

Namun benarkah aksi teror yang dilakukan menguntungkan Islam? Sebab diduga alasan pelaku melakukan aksi sebagai bentuk kebenciannya pada aturan yang diterapkan di negeri ini? Lantas, mengapa yang selalu diserang adalah tempat ibadah agama lain? Tentunya masih banyak potongan-potongan puzzle yang belum terjawab.

Aksi teror, memancing di air keruh

Aksi teror yang kerap terjadi di negeri ini, ibarat memancing di air keruh. Karena target dari aksi teror itu adalah menimbulkan ketakutan, ancaman pada non muslim ataupun pada umat Islam itu sendiri. Maka makin terpupuk rasa benci mereka pada ajaran Islam yang mulia dan umat Islam karena aksi teror yang sering terjadi. Adu domba pun akhirnya tak terelakkan antara non muslim dan muslim. Persoalan siapa sebenarnya dalang dibalik rangkaian aksi teror tidak pernah benar-benar terungkap, masih sebatas dugaan-dugaan saja.

Jangan sampai masyarakat terpancing dan tersibukkan dengan konflik, sehingga lupa dengan persoalan utama bangsa ini yang lebih besar yaitu hutang luar negeri semakin banyak, korupsi makin menjadi, kekayaan alam dirampok Asing dan Aseng, kemiskinan makin banyak, penanganan pandemi yang lamban.

Sejatinya aksi teror yang terjadi tidak ada kaitannya dengan Islam, ini yang harus diluruskan dan waspada dibalik isu terorisme ini ada upaya untuk memecah belah umat dan dimanfaatkan “momennya” untuk kepentingan Elit politik tertentu.

War on terorisme agenda barat

Sejak keruntuhan gedung kembar WTC tahun 2001, barat membuat agenda war on terorisme (WOT) ke seluruh dunia. Sejak itulah awal ajaran Islam dan umat Islam kerap dikaitkan dengan kejadian terorisme. Teroris menurut kacamata barat yakni yang berpaham radikal, ingin menerapkan Islam politik dan menolak ide-ide barat seperti demokrasi, HAM dan kebebasan. Sehingga dengan membangun narasi itu barat menyatakan perang melawan terorisme, dan melakukan intervensi ke negeri-negeri kaum muslimin dengan narasi itu.

Padahal, pada faktanya justru negara baratlah teroris sebenarnya. Negara AS, Myanmar Israel sampai saat ini terus meneror, menyerang bahkan melakukan genosida terhadap kaum muslimin di Rohingya, Palestina dan lain-lain tidak pernah dikatakan sebagai teroris.

Inilah standar ganda yang dibuat oleh barat, ideologi Islam dianggap sebagai ancaman ideologi kapitalis sehingga terus difitnah. Opini di media pun tak kalah masif, mengesankan bahwa ajaran Islam yang “tidak moderat” mengajarkan kekerasan dan mencetak bibit-bibit teroris. Sungguh jahat frame yang dibuat oleh barat dan sangat  tidak adil.

Teror bukan jalan dakwah

Islam adalah agama yang menebarkan Rahmat bagi seluruh alam, tentunya bukan dengan jalan teror karena tidak sesuai syariat Islam. Dengan melakukan teror, alih-alih umat akan simpatik pada Islam. Justru sebaliknya malah mencitra burukkan ajaran Islam dan penganut agama Islam. Aksi teror tidaklah sama dengan jihad.

Aktivitas jihad dilakukan pada kondisi tertentu, tempat tertentu, serta tidak boleh merusak fasilitas umum, tidak boleh membunuh anak-anak, perempuan, orang tua apalagi pohon dan hewan. Jalan dakwah yang dicontohkan rasul sebelum negara Islam (Khilafah) tegak adalah dengan dakwah pemikiran dan politik. Melakukan aktivitas dakwah bil hikmah, karena dakwah adalah menjaga bukan merusak.

Selain itu, Islam tegas melarang tindakan teror apalagi membunuh orang kafir tanpa sebab yang jelas. Allah Swt. berfirman: “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barang siapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya Rasul Kami telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.” ( QS. Al Maidah:32).

 

Seyogianya kaum muslimin dan masyarakat menyadari bahwa berbagai tindakan teroris itu bukanlah berasal dari Islam. Dan dibalik rangkaian aksi teror ini ada kepentingan pihak-pihak tertentu yang ingin mencitra burukkan Islam, memecah belah masyarakat, menciptakan Islamophobia guna menghambat kebangkitan Islam.

Wallahu A’lam Bi Showab

 

Penulis: Ninis (Aktivis Muslimah)

Editor: H5P

 

Terima kasih

error: Jangan copy kerjamu bos